Mohon tunggu...
Alini putri
Alini putri Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Hobi silat, kepribadian, saya orgnya pemalu bangat aslinya, makanan favorit, ayam geprek

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kecerdasan Emosional Daniel Goleman

13 November 2024   08:38 Diperbarui: 13 November 2024   09:20 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Daniel Goleman, seorang psikolog terkenal, membawa konsep *kecerdasan emosional* atau *emotional intelligence* (EI atau EQ) ke perhatian publik melalui bukunya yang berjudul *Emotional Intelligence* (1995). Goleman mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai kemampuan untuk mengenali, memahami, mengelola, dan menggunakan emosi secara efektif dalam kehidupan. Kecerdasan emosional melibatkan pemahaman diri yang mendalam dan kemampuan untuk mengendalikan emosi dalam berbagai situasi. Menurut Goleman, EI lebih penting dari IQ dalam banyak aspek kehidupan, terutama dalam membangun hubungan sosial, menangani stres, dan mencapai kesuksesan.

Goleman membagi kecerdasan emosional menjadi lima komponen utama, yaitu:

### 1. **Kesadaran Diri (Self-Awareness)**
Kesadaran diri adalah kemampuan untuk mengenali emosi diri sendiri dan memahami bagaimana emosi tersebut memengaruhi pemikiran, perilaku, serta interaksi dengan orang lain. Kesadaran diri mencakup pemahaman tentang kekuatan dan kelemahan diri, serta memiliki perspektif yang realistis terhadap kemampuan diri. Orang yang memiliki kesadaran diri tinggi biasanya memiliki pemahaman yang baik tentang nilai-nilai pribadi dan tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain. Mereka juga lebih cenderung memiliki harga diri yang stabil, karena mereka memahami siapa diri mereka dan apa yang penting bagi mereka.

Kesadaran diri membantu seseorang dalam mengenali reaksi emosional yang muncul dalam berbagai situasi. Misalnya, ketika menghadapi kritik, orang yang sadar diri tidak akan langsung bereaksi dengan emosi negatif, melainkan akan mempertimbangkan isi kritik tersebut dan menggunakannya sebagai alat untuk pengembangan diri. Kesadaran diri yang kuat juga membantu seseorang dalam membuat keputusan yang lebih bijak dan berbasis pada nilai-nilai pribadi.

### 2. **Pengelolaan Diri (Self-Regulation)**
Pengelolaan diri adalah kemampuan untuk mengendalikan dan mengelola emosi, khususnya emosi negatif, agar tidak mengganggu proses berpikir atau tindakan. Ini mencakup kemampuan untuk tetap tenang, fleksibel, dan positif, terutama dalam situasi yang menekan. Pengelolaan diri memungkinkan seseorang untuk mengendalikan impuls yang mungkin merusak hubungan atau menyebabkan keputusan yang buruk.

Orang yang memiliki kemampuan pengelolaan diri yang baik cenderung tidak bereaksi secara impulsif, tetapi mampu mempertimbangkan berbagai faktor sebelum mengambil tindakan. Mereka juga cenderung memiliki adaptabilitas yang baik, karena mereka mampu menerima perubahan dan menyesuaikan diri dengan situasi baru tanpa kehilangan arah atau tujuan. Dalam dunia kerja, pengelolaan diri sangat penting, terutama dalam situasi yang menuntut kemampuan untuk tetap profesional dan fokus di tengah tekanan.

### 3. **Motivasi (Motivation)**
Motivasi dalam konteks kecerdasan emosional mengacu pada dorongan dari dalam diri untuk mencapai tujuan dan berprestasi, bukan semata-mata untuk mendapatkan penghargaan dari luar. Orang yang termotivasi secara internal cenderung lebih produktif, gigih, dan berorientasi pada pencapaian. Mereka memiliki kecenderungan untuk tidak mudah menyerah dan selalu berusaha mencari cara terbaik untuk mencapai tujuan mereka.

Motivasi intrinsik ini membuat seseorang lebih mudah menghadapi kegagalan sebagai bagian dari proses menuju kesuksesan. Sebaliknya, orang yang hanya termotivasi oleh penghargaan eksternal cenderung merasa cepat puas atau mudah patah semangat ketika menghadapi hambatan. Dengan motivasi yang kuat, seseorang dapat terus berkembang dan berusaha mencapai target yang lebih tinggi. Goleman juga menekankan pentingnya motivasi untuk membangun ketangguhan emosional dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.

### 4. **Empati (Empathy)**
Empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan orang lain serta merespons perasaan tersebut dengan cara yang tepat. Empati tidak hanya tentang mampu merasakan apa yang dirasakan orang lain, tetapi juga memahami perspektif mereka dan menyadari bagaimana situasi memengaruhi emosi mereka. Dalam konteks kecerdasan emosional, empati sangat penting dalam membangun hubungan interpersonal yang positif dan mendalam.

Orang yang empatik cenderung lebih mudah menjalin hubungan baik, karena mereka dapat menunjukkan perhatian dan memahami perasaan orang lain. Empati juga memungkinkan seseorang untuk merespons kebutuhan orang lain dengan cara yang sensitif, sehingga membantu dalam mengelola konflik dan menciptakan lingkungan yang mendukung. Dalam dunia profesional, empati adalah keterampilan yang penting untuk bekerja sama dalam tim, karena memungkinkan seseorang untuk memahami dan merespons kebutuhan rekan kerja atau klien dengan cara yang tepat.

### 5. **Keterampilan Sosial (Social Skills)**
Keterampilan sosial adalah kemampuan untuk membangun dan memelihara hubungan yang sehat dan positif dengan orang lain. Ini mencakup kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif, mengelola konflik, dan bekerja sama dalam tim. Orang dengan keterampilan sosial yang baik mampu membangun jaringan sosial yang luas dan memanfaatkan hubungan tersebut untuk mencapai tujuan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun