Mohon tunggu...
Alin FM
Alin FM Mohon Tunggu... Penulis - Mencoba

Mencoba menjadi untuk jadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bayti Jannati, Rumahku SurgaKu

10 Januari 2024   07:07 Diperbarui: 10 Januari 2024   07:30 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bayti jannati,  Rumahku surgaku 

Oleh

Alin FM
Praktisi multimedia

Ketika rumah  menjadi tempat untuk kembali pulang
 Tempat istirahatnya jiwa-jiwa yang lelah
Disana temukan mata air merasuk sukma
Kenikmatan surga sebelum surga sebenarnya

Bayti jannati,  Rumahku surgaku
Dimana suasana rumah nan nyaman
Penuh dengan kedamaian
penghuninya diliputi dengan kebahagiaan

Mungkinkah surga bisa diwujudkan dalam kehidupan dunia?
Bisakah kenikmatan surga dihadirkan dalam rumah kita?
Model keluarga seperti apa yang harus dibina?
Apakah model keluarga bahagia taat pada syariah?
 Ataukah gaya keluarga kapitalis saat kebahagiaan selalu diukur oleh pundi-pundi rupiah?

Bayti jannati,  Rumahku surgaku
Bukan Khayalan Ketenangan dan kenyamanan semata
serta kehidupan keluarga yang dipenuhi cinta dan kasih sayang bisa diwujudkan dengan nyata
suasana surga harus diupayakan, bukan hanya menjadi harapan

Rumah tangga itu bukan tanpa masalah,
 bukan tanpa kesulitan,
juga tidak berarti selamanya senang dan bahagia menawan.  
Kadang menghadapi prahara dan ujian.
Namun, semua itu tidak akan mengaburkan jalan kehidupan.

Menempuh kehidupan rumah tangga
 ibarat bahtera yang sedang mengarungi samudera.
Tak selamanya berlayar dalam air yang tenang.
 Kadang ada riak dan gelombang.
Bahkan tidak jarang dihadang badai dan hujan

Bayti jannati,  Rumahku surgaku
 memang ada dalam kehidupan dunia
Rumah yang penghuninya merasakan kenikmatan luar biasa
layaknya berada di surga akhirat selamanya
siapa pun yang berkeinginan menghadirkan suasana surga di dalam rumahnya
perlu tewujud karakter penduduk surga pada diri dan anggota keluarganya

Bayti jannati,  Rumahku surgaku
Rumah tanpa perampasan lahan
Rumah tanpa ketakutan
Rumah tanpa kecemasan
Rumah tanpa jeritan kepayahan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun