Mohon tunggu...
Brilliant Dwi I
Brilliant Dwi I Mohon Tunggu... Freelancer - Memuat Opini yang

Mahasiswa Pendidikan UIN Jakarta | Acap membuat komik di Instagram @sampahmasyarakart | Sedang Belajar Menulis | #SalamAlinea

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Paradigma Conceptual Age dan Kegagalan Pendidikan Kita

4 Maret 2020   09:00 Diperbarui: 5 Maret 2020   09:15 1056
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi siswa SD. (Foto: Antara)

Pendidikan seharusnya mampu untuk berjalan beriringan dengan kemajuan itu. Sekolah terlebih dahulu harus menjadi tempat dimana imajinasi berkembang. Tempat dimana gagasan punya kuasa.

Peralihan dari information age menjadi conceptual age meninggalkan beberapa ciri. Ciri yang paling umum adalah bahwa di era information age, mereka yang berkuasa adalah mereka yang mengetahui segelintir informasi mengenai beberapa hal. 

Imajinasi dalam era ini adalah sesuatu yang dipandang sebelah mata dan diperuntukkan kepada mereka yang secara profesi membutuhkan itu. Di era information age, imajinasi dan gagasan tidak begitu punya ruang bagi segelintir profesi tertentu. Individualistik begitu menonjol. 

Itu pula yang menyebabkan tiap anak harus dipaksa berlomba untuk menjadi rangking satu di sekolahnya. Padahal tidak ada jaminan bahwa setelah rangking satu, siswa tersebut akan sukses.

Era yang saya sebutkan diatas tentu sangat berlainan dengan era conceptual age, dimana gagasan dan imajinasi justru punya tempat. Di era ini, mereka yang mampu untuk mengeksekusi ide, imajinasi, dan gagasan lah yang berkuasa. 

Tidak peduli apakah ia guru, arsitek, atau sekadar ibu rumah tangga. Semua punya hak untuk mengemukakan ide dan gagasan. Mari tengok sebentar tokoh-tokoh berpengaruh hari ini.

Mark Zuckerberg yang kita kenal dengan Facebooknya bahkan tidak begitu menguasai secara teknis bagaimana Facebook bisa berdiri. Begitupun Steve Jobs, dan tokoh-tokoh lain. 

Modal paling dasar mereka, adalah imajinasi, ide, dan gagasan. Kemudian barulah setelahnya dieksekusi bersama hingga sekarang bisa kita nikmati buah dari imajinasinya. 

Secara langsung peralihan dari era informasi ke era konseptual seperti sekarang akan menanggalkan sifat individualistik dan secara alami menciptakan  ekosistem yang kolaboratif.

Kesalahan Pendidikan Kita

Pendidikan kita bak laki-laki di mata perempuan. Jarang betulnya. Selalu saja jadi kambing hitam ketika dikemudian hari ada siswa nakal yang kebetulan bikin onar. Pendidikan kita yang nyatanya multidimesi memang turut membentuk seseorang. 

Pemerintah melalui Kemendikbud sudah memberikan kemudahan akses sekolah. Bahkan di beberapa daerah, sekolah sudah tidak lagi dikenakan biaya. Banyak sekolah yang kemudian hadir di tiap penjuru negeri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun