Turki Utsmani merupakan salah satu kerajaan Islam terbesar setelah runtuhnya beberapa kerajaan Islam sebelumnya seperti Umayyah, Abbasiyah, Fatimiyah, Saljuk, Ayyubiyah, dan Malmuk. Turki Utsmani berhasil tampil sebagai kekuatan Islam di bumi Eropa bagian Timur yang mampu bertahan berabad-abad. Hal tersebut didukung dengan kepemimpinan sang sultan Ottoman, kekuatan militer, cadangan kas negara, dan kestabilan sosial, ekonomi dan politik yang dimilikinya.Â
Turki Utsmani sebagai kesultanan Islam yang mampu menjadi tameng kekuatan umat Islam pada masa itu sehingga dapat meraih berbagai kemajuan dan kejayaan. Eksistensinya pun diakui dan diapresiasi, karena tidak mudah untuk bisa bertahan selama berabad-abad di bumi Eropa, bahkan berkali-kali berhasil menyerang pasukan Eropa sampai mereka tidak bisa berkutik.Â
Kekuatan juga kestabilan kerajaan Turki Utsmani menjadikannya  berkuasa dalam kurun waktu yang lama di belahan benua Eropa dan juga menjadi penguasa di Asia, khususnya Afrika yang berada di daerah Timur Tengah.
Sejarah Berdiri dan Berkembangnya Kerajaan Turki Utsmani.
Pendiri kerajaan ini adalah bangsa Turki itu sendiri yang berasal dari qobilah Oghuz yang saat itu mendiami daerah Mongol, bagian Utara Cina. Dalam jangka waktu kurang lebih 3 abad, mereka pun memutuskan untuk pindah ke Turkistan kemudian ke Persia lalu Irak. Qabilah mereka masuk Islam sekitar abad ke 9 atau ke 10 M, saat mereka menetap di Asia Tengah.Â
Dibawah serangan-serangan Mongol pada abad ke 13 M, mereka akhirnya melarikan diri menuju daerah barat dan mencari dataran tinggi seperti pegunungan di tengah-tengah saudara mereka, yaitu orang-orang Turki Saljuk, di dataran tinggi Asia Kecil. Disana, dibawah kepemimpinan Ertugrul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alauddin II, sultan Saljuk yang saat itu sedang berperang melawan Bizantium.Â
Atas bantuan mereka, Sultan Alauddin II mendapatkan kemenangan. Karena jasa baik itu, Sultan Alauddin II menghadiahkan kepada mereka yaitu sebidang tanah di Asia Kecil yang berbatasan dengan Bizantium. Sejak saat itu mereka terus membina serta membangun wilayah barunya dan menetapkan kota Syukud sebagai ibu kotanya.
Pada tahun 1289 M, Ertugrul wafat. Kepemimpinan dilanjutkan oleh puteranya yang bernama Utsman. Utsman bin Ertugrul inilah yang dianggap sebagai pendiri kerajaan Utsmani. Beliau memerintah pada tahun 1290- 1326 M. Sebagaimana ayahnya, Utsman juga mengabdikan dirinya kepada Sultan Alauddin II dalam peperangan melawan Bizantium hingga dapat menjajaki beberapa wilayah Bizantium.Â
Ketika mereka tengah menikmati kemenangan atas kalahnya Bizantium, serbuan pasukan Mongol telah memporak-porandakan pasukan tentara Saljuk bahkan Sultan Alauddin II terbunuh oleh tangan Mongolia. Kesultanan Saljuk sangat terpukul akibat serangan yang tiba-tiba ini.
Pada masa itu, Utsman bin Ertugrul mengumumkan berdirinya dinasti Islam yang baru dan mengklaim dirinya sebagai "Padisyah Al-Utsman" yang artinya Raja Besar Keluarga Utsman sehingga dinastinya dinamakan dinasti Utsmani yang berdiri pada tahun 699 H (1300 M).Â
Ia pun menjadi penguasa pertama yang dikenal dengan Utsman I. Sedikit demi sedikit ia mulailah memperluas wilayah kekuasaannya. Ia menyerang daerah perbatasan Bizantium dan menaklukkan kota Broessa pada tahun 1317 M, kemudian pada tahun 1326 M kota itu dijadikan sebagai ibu kota kerajaan.Â