Mohon tunggu...
Alina Sekar Widya Rahmawati
Alina Sekar Widya Rahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Guru privat

Calon sarjana pendidikan yang suka pramuka, tapi suka makan dan main juga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tantangan Pemilihan Dimas Diajeng Sleman 2023: Infografis #BERAKSI1 Menggugah Rasa, Mengolah Kata

24 Februari 2023   23:34 Diperbarui: 24 Februari 2023   23:36 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Beberapa di antaranya adalah wisata candi (Candi Prambanan, Candi Kalasan, Candi Kedulan, Candi Sari, Candi Sambisari, Candi Ijo, dan masih banyak lainnya), wisata museum (Museum Monumen Yogya Kembali, Museum Gunung Api Merapi, Museum Ullen Sentalu, dan lainnya), desa wisata (Desa Wisata Pentingsari, Desa Wisata Dukuh, dan desa wisata lainnya), kebun binatang (Jogja Exotarium, Suraloka Zoo, Kedung Banteng, dan masih banyak lagi), serta wisata atraksi buatan (Sindu Kusuma Edupark, dan lain-lain)

"Wow, ternyata banyak juga yang harus dibahas", gumam saya. Namun, saya teringat akan kelas daring yang saya dapatkan dari kognisi.id, yang merupakan platform kursus daring paling lengkap (menurut saya). Langsung saja saya meluncur ke kursus jurnalistik, lebih tepatnya kursus MEMBUAT STORYTELLING SESUAI KAIDAH JURNALISTIK UNTUK KONTEN KREATOR by Mas Wisnu Nugroho.

Alhamdulillah, setidaknya saya yang gemar bercerita ini akhirnya memiliki wadah yang oke untuk "menumpahkan" isi kepala saya yang malam ini mungkin bisa saja njeblug jika tidak dikeluarkan. Walaupun mungkin tulisan saya ini masih jauh dari kaidah jurnalistik seperti yang disampaikan oleh Mas Wisnu, tetapi saya tetap nekat menulis cerita, karena yang sejauh ini saya tangkap adalah bagian story telling-nya, hehe... 

Jadi, setelah ingat bahwa saya memiliki fasilitas kelas kursus dari kognisi.id dan bahan-bahan yang sudah saya kumpulkan tadi sembari membaca, sat set sat set  bak Bandung Bondowoso yang membuat 1000 candi bagi Roro Jonggrang yang dicintainya sepenuh hati (kayaknya), infografis saya pun akhirnya selamat sampai ke versi PDF. Sekali lagi, alhamdulillah.

Memang betul kata kebanyakan orang, Tuhan bersama hamba-Nya yang santuy.

Tetapi, tetap saja, saya mendapatkan pelajaran berharga dari penugasan Pemilihan Dimas Diajeng Sleman 2023 ini. Bukan, bukan karena saya ingin membuktikan bahwa manusia yang cepat berpikir adalah mereka yang gemar bercumbu dengan deadline, namun lebih dari itu.

Bahwa sebenarnya, setiap kita memiliki potensi dan kemampuan yang luar biasa. Hanya saja, kita senang sekali membiarkannya begitu saja, hilang, tak dianggap. Padahal, IA yang paling bisa diandalkan untuk situasi-situasi genting. Maka dari itu, bukankah penting untuk kita sadari mulai saat ini bahwa potensi dan kemampuan diri perlu untuk digali, dimaksimalkan, dan diolah dengan penuh perasaan?

Seperti apa yang tengah diupayakan oleh panitia Pemilihan Dimas Diajeng Sleman 2023, mengajak para pesertanya untuk "Menggugah Rasa, Mengolah Kata".

Doakan saya, agar setelah tulisan panjang ini, saya mendapatkan ganjaran sebagai finalis Dimas Diajeng Sleman 2023 (Aamiin).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun