Mohon tunggu...
Alin You
Alin You Mohon Tunggu... Insinyur - Penyuka fiksi, khususnya cerpen dan novel.

PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) • Penulis Amatir • Penyuka Fiksi • Penikmat Kuliner • Red Lover Forever • Pecinta Kucing

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

[Fantasi] Dalam Sangkar Emas

12 Maret 2017   14:07 Diperbarui: 12 Maret 2017   14:36 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: textgram with modified

"Bella.... Pepito dan Kiko sudah dikasih makan belum?" tegur Mama saat dilihatnya Bella hendak melonyor pergi begitu saja.

"Kan ada Mbok Sum, Ma. Bella mau main ke rumahnya Ara dulu, nih. Dadah, Mamaaa...." Bella pun mencium pipi mamanya kemudian pergi meninggalkan rumah dengan sepeda mini pinky-nya yang dibelikan Papa sebulan yang lalu. Sedangkan Mama hanya geleng-geleng kepala menyaksikan kelakuan putri bungsunya itu.

Ya, selalu saja begitu. Setiap kali ditegur mama atau papanya mengenai dua binatang yang--menurut pengakuan Bella--merupakan binatang peliharaannya. Selalu saja ada bantahan yang keluar dari bibir mungilnya itu. Fuih!

"Ko, aku lapar, nih! Masa dari tadi pagi aku belum dikasih makan oleh Bella. Lihat, kulit pisang yang kemarin saja sudah keriput," tutur Pepito, si burung Kakatua, kepada Kiko sahabatnya, si kucing Persia.

"Aduh, Pep! Jangan mengeluh ke aku, dong? Tempat makanku saja sampai kering kerontang karena belum diisi-isi juga," jawab Kiko yang kesal mendengarkan keluhan Pepito.

"Tapi, tempat minummu pasti masih berisi susu kan? Aku haus juga, nih. Tempat minumku sudah kosong dari semalam."

"Sama saja kok, Pepito. Tuh, lihat sana!" Kiko mendongakkan kepala ke arah tempat minumnya yang kosong-melompong. Pepito hanya mendengus kecil. Ngkok!

"Mbok Sum ke mana, ya?"

Kiko menggeleng. "Mbok Sum masih sibuk di dapur. Harusnya ini kan tanggung jawabnya Bella yang sudah menjadikan kita binatang peliharaannya. Kautahu, dari tadi pagi aku sudah mencoba menarik perhatian Bella. Menggeliat-geliat di kakinya, tapi apa yang kudapat? Nothing! Huh, menyebalkan sekali!"

"Andai Ibu Peri mendengarkan keluhan kita ini," harap Pepito dengan pasrah. Kiko hanya mengangguk. Tak lama berselang....

Cling!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun