Dengan bibir yang masih cemberut, akhirnya Cheryl mau juga berangkat ke sekolah.
***
"Wah, maaf sekali, Pak. Sekolah sudah tidak memiliki cadangan seragam lagi. Kalau mau, paling nanti pas mulai tahun ajaran baru."
Demikian penjelasan Bu Nurul, wali kelas Cheryl, saat Ayah menanyakan apakah sekolah masih memiliki cadangan seragam biru, karena yang punya Cheryl hilang mungkin tertiup angin.
***
"Ayah yakin akan menjahit sendiri seragam biru Cheryl?" tanya Bunda sedikit was-was saat melihat Ayah tengah asyik membuat pola untuk seragam biru Cheryl.
"Ah, Bunda kayak nggak kenal Ayah saja. Kakeknya Cheryl alias Bapakku kan tukang jahit, jadi Ayah banyak belajar dari beliau bagaimana membuat pola dan menjahitnya." Ayah terlihat tenang sekali dengan bahan, pola, meteran dan pensil jahit di tangannya. "Ayah jamin malam ini seragam biru Cheryl akan jadi dan besok bisa dipakai olehnya."
Semalaman Ayah sibuk menjahit seragam biru Cheryl ditemani oleh Bunda yang siap sedia menyediakan kopi dan semangkuk mie rebus untuk bekal Ayah malam ini.
***
Keesokan harinya, saat Bunda memperlihatkan seragam sekolah biru Cheryl yang baru.
"Cheryl sayang, coba lihat ini apa?" ucap Bunda sambil melambai-lambaikan seragam biru yang semalaman dikerjakan Ayah tanpa jeda.