"Anak-anak Ibu nu gareulis dan karasep," sapa Bu Silvy, wali kelas 3B di depan kelas. "mulai hari ini, kita kedatangan murid baru lho. Namanya Tasya Oktaviola. Tasya ini pindahan dari Ciater, Subang. Tasya pindah ke Lembang, karena ikut ayahnya yang pindah kerja ke sini." Bu Silvy memperkenalkan seorang gadis manis yang berdiri di sampingnya. Tapi gadis itu hanya diam membisu.
"Hai, Tasya. Nama kamu kok kayak nama artis ya. Tapi sayang, kamu jelek. Abis, cemberut mulu sih. Weks!" Jaka, murid paling usil di kelas 3B sudah memulai aksinya. Dan aksi Jaka itu segera disambut oleh gelak tawa teman-temannya sekelas.
Mendengar komentar Jaka, Tasya jadi jengkel dibuatnya. Baru kali ini dia diledek begitu di hari pertama sekolahnya.
"Sudah, sudah. Tidak boleh mem-bully teman baru," sahut Bu Silvy, mencoba menghentikan kericuhan kelas. "Dan kamu, Jaka, sekali lagi kamu berbuat begitu, ikut Ibu ke ruang BK."
Mendadak situasi kelas pun kembali tenang.
"Nah, Tasya. Berhubung tempat duduk yang kosong cuma ada di dekat Tisna, kamu duduk di situ dulu ya. Dan Tisna, tolong bantu Tasya ya."
Tanpa banyak bicara lagi, Tasya pun perlahan menghampiri tempat duduk yang ditunjuk oleh Bu Silvy.
***
Saat jam istirahat...
"Tisna, kamu itu kok pendiam sekali sih. Dari tadi aku ajak bicara, kamu cuma senyum, ngomong sekadarnya saja. Ih, nyebelin banget sih," protes Tasya kepada Tisna, teman sebangkunya.
Ya, memang menjengkelkan memiliki teman sebangku yang super pendiam seperti Tisna. Huh. Tasya pun manyun seketika.