"Mulai bulan depan, kita sepertinya bakal pindah lagi deh, Bun," ujar Ayah kepada Bunda, pada suatu senja.Â
Tasya yang baru balik habis main dari rumah Yuni--tetangga dekat rumah--jelas kaget saat mendengar penjelasan Ayah itu.
"Apa, Yah? Kita pindah lagi?" Tasya menjerit.
Giliran Ayah dan Bunda yang kaget saat melihat Tasya telah berdiri di dekat pintu depan.
"Tasya, kamu pulang bukannya ucap salam dulu, malah jejeritan kitu." Bunda menegur anak semata wayangnya itu. Tapi Tasya malah menangis.
"Kenapa kita harus pindah lagi, Yah? Padahal kita di Ciater ini baru saja enam bulan. Tasya juga baru punya sahabat. Dan sekarang kita harus pindah lagi? Terus, Tasya kembali harus kehilangan sahabat? Ayah jahat!" Kembali Tasya menjerit. Kali ini disertai dengan hentakan kaki dan bergegas masuk ke kamarnya dengan membanting pintu.
Ayah dan Bunda hanya mampu berpandangan dan menghela napas panjang.
***
Hari pertama sekolah...