Setelah 21 Tahun Berlalu
Sabtu lalu, tanggal 12 Oktober 2019, bertempat di Cafe Pancious, Pasific Place Mall, Jakarta, kelas unggul SMA 10 Padang angkatan 95 akhirnya, untuk pertama kalinya mengadakan reuni (kecil-kecilan) untuk teman-teman yang berada di daerah Jabodetabek dan sekitarnya.Â
Sebenarnya ada banyak teman-teman yang bermukim di sana. Tapi mungkin karena kesibukan masing-masing, yang bisa hadir hanya tujuh orang saja. Eh, sebentar. Sebenarnya ada delapan orang peserta. Tapi H-2, mendadak satu orang mengundurkan diri karena mengalami musibah, abang kandungnya meninggal dunia. Akhirnya hingga hari H, hanya tujuh orang saja yang bisa menghadiri acara reuni tersebut.
It's okey. Meskipun hanya dihadiri oleh tujuh orang--ditambah dua orang additional persons, hal itu sama sekali tidak menyurutkan semangat kami untuk meet up dan mengenang lagi masa-masa SMA kami yang penuh dengan hm... apa ya, nano-nano deh pokoknya.
Dan ternyata ekspektasi saya itu gak salah, Sodara-sodara. Malah kenyataannya melebihi ekspektasi. Kok bisa? Ya bisalah. Meskipun kami telah mem-booking kafe tersebut jauh-jauh hari, tapi tetap dong, yang di-booking itu hanya satu space saja. Secara yang datang juga kurang dari sepuluh orang.
Nah, pas hari H, kenapa jadi satu kafe itu kami yang menguasai ya? Sebodo teuing sama orang-orang di sekitar kami yang tengah menikmati makan siang. Heboh sorangan pokokna, ceuk urang Sunda mah. Untungnya sih gak ada pengunjung yang komplain (atau kami yang gak tahu?) maupun sampai diusir oleh manajemen kafenya.Â
Memang apa sih yang bikin reuni itu terasa heboh benar? Sampai-sampai tak memedulikan situasi sekitar?
Ya, karena kami serasa kembali ke masa putih abu-abu lagi. Meskipun berlabel "anak kelas unggul", tapi bukan berarti kami katrok dan gak gaul ya. Ups. Padahal mah dulu sering kali disindir sama anak-anak dari kelas lain kalau anak kelas unggul itu (sok) eksklusif, gak mau bergaul dan membaur dengan kelas lain. Hiks. Sedih juga dibilang gitu lho, Guys.
So, menyesal dong sudah nyemplung dan menyelam ke dasar kelas unggul selama tiga tahun itu?