Mohon tunggu...
Alin You
Alin You Mohon Tunggu... Insinyur - Penyuka fiksi, khususnya cerpen dan novel.

PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) • Penulis Amatir • Penyuka Fiksi • Penikmat Kuliner • Red Lover Forever • Pecinta Kucing

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cerbung | The Office Boy [6]: The Secrets

8 Maret 2017   13:56 Diperbarui: 26 April 2017   21:00 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ya, iyalah. Yang kemarin-kemarin itu bukan gue keules, tapi Rizal. Meskipun dengan tubuh yang sama.

“Iya, sori. Kemarin itu gue masih teringat sama bini gue. Jadi ya, gitu deh. Tapi akhirnya sekarang gue sadar kok, ngapain juga masih ingat-ingat mantan? Lha, dia saja sudah nggak peduli lagi sama gue? Iya nggak?”

Kulihat Abdul hanya tersenyum. Kemudian menarik kursi di sebelahku dan duduk di atasnya.

“Nah, gitu dong...,” ucapku sambil menepuk-nepuk bahunya. Rasa bahagia tak terbendung bisa bertemu kembali dengan si OB Betawi ini.

Abdul kembali tersenyum. Perlahan dirogohnya saku celananya dan mengeluarkan sebuah kotak merah panjang berbahan beludru.

“Apaan tuh?” Mulutku mengarah ke kotak panjang yang baru saja dikeluarkan Abdul.

“Oh, ini–” Wajah Abdul kembali memerah. Kemudian dibukanya kotak itu dan tampaklah sebuah kalung emas putih berliontin bunga matahari dengan inisial huruf “D” di tengahnya. Cantik, tapi terlalu mewah memang untuk ukuran OB seperti Abdul.

“Elu yakin bakal ngasih ini ke Miss Diana?” tanyaku, sangsi.

“Memangnya kenapa?” Abdul balik bertanya. Alisnya agak terangkat sedikit. “Malah tadinya gue mau ngasih cincin buat Miss Diana. Tapi kata Cing Rohman, itu terlalu cepat. Takutnya Miss Diana kaget, akhirnya malah menjauh dari gue. Ya, gue nggak mau lah.”

“Jadi, elu benaran serius ke Miss Diana?” Kini, malah aku yang dibuatnya kaget.

Abdul mengangguk mantap. Sedang aku hanya menghela napas panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun