Eh, Isal? Sejak kapan gue ganti nama? Sialan juga itu si Rizal. Nama orang pakai diganti-ganti segala.
Sejenak kuabaikan soal nama 'Isal' itu.
“Cie, cie... yang mau ngasih kejutan ke Miss Diana...,” Aku kembali iseng menggoda Abdul, hingga membuat wajah OB Betawi itu pun berubah bak kepiting rebus.
“Apaan, sih, lu? Katanya kemarin ogah bantuin gue. Kok sekarang malah kepo, sih?” Abdul pura-pura cemberut, sekadar untuk menyamarkan kegugupan dirinya. Kemudian diraihnya smartphone dan segera mematikan applikasi mp3 player-nya.
Kukulum senyum, merasa geli sendiri. Tapi kulihat Abdul malah tampak begitu tegang.
“Ayo, Dul. Duduk sini dulu sebentar.” Kutepuk-tepuk kursi yang ada di sebelahku. Tapi Abdul malah menatapku heran.
“Elu... Isal, kan?” Telunjuknya mengarah padaku.
Aku mengernyit.
Lagi-lagi nama itu. Apa nggak ada nama panggilan keren yang lain apa?
“Iya, gue Isal. Kenapa memangnya?”
“Nggak papa, cuma aneh saja.” Abdul menggeleng. “Kemarin-kemarin elu tampak tak acuh gitu sama gue. Setiap kali gue cerita soal Miss Diana, pasti deh tampang lu langsung bete. Tapi sekarang, kok elu malah kepo, ya?”