Melihat kondisiku yang--mungkin--agak parah, seorang bapak akhirnya menawariku sesuatu. "Ayo, Bu. Saya antar saja ke Puskesmas terdekat." Segera distarternya si Fira dan beberapa orang membantuku naik di boncengan Fira.
***
Sampai di UGD (Unit Gawat Darurat) Puskesmas terdekat.
"Dok, tolong, Dok! Korban kecelakaan," teriak Si Bapak yang membawaku ke Puskesmas saat dilihatnya ruang UGD yang tertutup.
Mendengar teriakan dari luar, segera pintu ruangan itu pun terbuka dan keluarlah seorang perawat laki-laki berusia sekitar empat puluhan. Dan dengan dibantu perawat laki-laki itu, Si Bapak Penolongku berusaha memapahku masuk ke ruang UGD dan segera menaikkanku ke atas pembaringan yang ada di ruang itu.
"Bapak yang menabraknya, ya?" tuduh Perawat Laki-laki, yang langsung dibantah oleh Si Bapak.
"Ih, bukan saya. Ibu itu jatuh sendiri. Saya hanyalah seorang penjual buah yang kebetulan ada di sana." Si Bapak Penolongku tak terima dituduh seperti itu oleh Perawat Laki-laki. Dan aku hanya mengangguk, membenarkan perkataan Si Bapak Penolongku itu.
"Sudah ya, Bu. Saya tinggal dulu. Takut gerobak saya hilang. Ibu tinggal telepon keluarga ke sini dan ini kunci motornya." Si Bapak Penolongku kemudian memberikan kunci Si Fira dan segera berlalu dari ruang UGD. Kini tinggallah aku bersama seorang dokter UGD dan perawat laki-laki di ruang itu.
Dengan sigap Si Perawat membersihkan luka-luka yang ada di tubuhku. Aw, ternyata perih sekali luka-luka itu. Dan aku hanya bisa meringis menahan sakit.
"Sebentar, Bu, saya periksa dulu." Kini giliran dokter UGD yang mengambil alih penangananku.
"Hm... untunglah nggak papa," ujar Sang Dokter usai memeriksaku.