oleh Syamsul Yakin dan Kareena Auliya Juniar. Dosen Retorika dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah JakartaÂ
Retorika dakwah digunakan untuk memastikan pesan yang disampaikan atraktif, estetik, dan dapat diterima dengan baik oleh mad'u. Selain itu, retorika dakwah memperkenalkan penggunaan pathos, logos, dan ethos dalam berdakwah, yang membantu dai dalam meningkatkan kualitas komunikasinya dan merespons khalayak dengan positif.
Selain aspek verbal, retorika dakwah juga mempertimbangkan komunikasi nonverbal dalam era digital, seperti penggunaan bahasa tubuh dan media sosial. Pentingnya tahapan dalam retorika dakwah juga disorot, mencakup penemuan, penyusunan, gaya, memori, dan penyampaian pesan, yang semuanya merupakan teknik yang diperlukan dalam dakwah yang efektif.
Namun demikian, perbedaan dengan dakwah retorika yang semata-mata mengejar tujuan dunia, seperti prestasi politik atau keunggulan sosial. Dakwah sejati, sebagai amanah yang diberikan dari langit, harus mempertahankan ruhnya dan dilandaskan pada niat yang ikhlas untuk mencapai ridha Allah serta manfaat bagi manusia di dunia dan akhirat.
Dengan demikian, penting untuk tidak menyalahgunakan konsep retorika dalam konteks dakwah, karena hal itu dapat merusak esensi dan tujuan sejati dari dakwah itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H