Mohon tunggu...
Ali Mustahib Elyas
Ali Mustahib Elyas Mohon Tunggu... Guru - Bacalah atas nama Tuhanmu

Pendidikan itu Membebaskan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Debat tentang Kata "Pacar" di Buku Siswa

31 Agustus 2024   14:28 Diperbarui: 1 September 2024   09:11 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : dokumen pribadi

Diskusi mengenai penyusunan kurikulum pendidikan memang sering kali menghadirkan perdebatan yang cukup tajam, terutama ketika topik yang diangkat menyentuh isu sosial yang sensitif. Hal ini terlihat dalam diskusi panjang mengenai pemilihan judul modul pembelajaran untuk siswa kelas 8 Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau Sekolah Menengah Pertama (SMP), yang awalnya berjudul "Teman, Sahabat, dan Pacar."

Dalam perdebatan tersebut, satu pihak mengusulkan penggantian kata "pacar" dengan kata lain yang dianggap lebih netral, sementara pihak lain berpendapat bahwa kata "pacar" tetap relevan untuk memperjelas perbedaan hubungan antara teman, sahabat, dan pacar.

Argumen Rasional dan Emosional dalam Diskusi Pendidikan

Argumen rasional dalam diskusi ini berfokus pada tujuan pendidikan, yaitu untuk mengedukasi siswa tentang perbedaan jenis hubungan sosial yang mungkin mereka temui. Menurut para ahli pendidikan, penggunaan kata "pacar" dibutuhkan untuk membedakan dengan jelas antara konsep teman dan sahabat, memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang dinamika hubungan remaja.

Pendekatan ini mirip dengan metode pendidikan lainnya, yang secara eksplisit mendefinisikan konsep-konsep kunci untuk mendorong pemahaman kritis dan kesadaran.

Misalnya dalam Al-Qur'an terdapat judul-judul surat seperti Al-Kafirun, Al-Munafikun dan lain-lain yang tentu saja bukan dimaksudkan untuk mempromosikan kekafiran dan kemunafikan.

Sebagaimana dikatakan oleh Prof. Andi Mappiare, seorang psikolog pendidikan, "Mengenalkan perbedaan antara teman, sahabat, dan pacar adalah penting agar siswa dapat memahami kompleksitas hubungan sosial mereka dengan lebih baik."

Di sisi lain, pihak yang menentang penggunaan kata "pacar" berargumen berdasarkan kekhawatiran bahwa istilah tersebut dapat dianggap sebagai persetujuan atau bahkan promosi terhadap praktik pacaran di kalangan remaja, yang dalam beberapa pandangan budaya dan agama dianggap tidak sesuai.

Argumen ini lebih banyak didasari oleh pertimbangan emosional dan moral daripada pendekatan yang berbasis rasional. Menurut beberapa ustadz, guru, dan dosen yang terlibat dalam diskusi, "Kata 'pacar' dapat menimbulkan kekhawatiran bahwa kita sedang menyetujui perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai moral dan agama yang kita anut, bahkan khawatir menjadi pertanyaan dari para pemangku kepentingan."

Dilema Antara Rasio dan Emosi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun