Mohon tunggu...
Ali Mustahib Elyas
Ali Mustahib Elyas Mohon Tunggu... Guru - Bacalah atas nama Tuhanmu

Pendidikan itu Membebaskan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bebaskan Pendidikan dari Belenggu Pragmatisme

1 Mei 2024   15:13 Diperbarui: 1 Mei 2024   15:16 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumen pribadi

            Itulah beberapa contoh yang menunjukkan bahwa potensi manusia tidaklah sederhana. Mestinya pendidikan menjadi lahan subur untuk menumbuhkan potensi-potensi itu. Akan tetapi realitasnya justru terbalik, pendidikan atau lebih tepatnya persekolahan justru menjadi lahan tandus bagi tumbuhnya ragam potensi manusia, bahkan sebatas pertumbuhan pengetahuan yang berebasis kecerdasan otakpun tidak banyak yang terlihat subur.

            Proses pertumbuhan pengetahuan yang ditandai dengan adanya budaya baca-tulis, tradisi halaqah atau kajian bersama, diskusi, bertanya-jawab, bahkan debat sangat jarang terlihat di sekolah-sekolah. Bahkan ada pula pandangan bahwa debat, diskusi, halaqah hanya sia-sia saja, dianggap sebagai pemicu keributan dan hanya sebatas mengumbar kata atau teori. Padahal hal tersebut merupakan sesuatu yang lumrah terjadi pada era permulaan Islam, beberapa puluh tahun lalu (30 -- 50) juga masih bisa disaksikan tumbuh subur di berbagai kampus, madrasah/sekolah, dan pesantren. Secara lebih lengkap, sejarah aktifisme kaum muda yang progresif dan revolusioner dan berhasil melanjutkan langkah para kaum tua yang sudah mulai kelelahan dapat dilacak pada angkatan para kaum muda Indonesia pada tahun  1908, 1928, 1945, 1966, 1974, 1978, dan 1998. Selanjutnya pragmatisme menjadi lebih fenomenal. Bahkan banyak sekali kaum muda yang kehilangan arah sehingga sudah menjadi mahasiswapun masih suka tawuran, suatu fenomena yang sebelumnya hanya ada di kalangan remaja yang masuh duduk di bangku SMP.

            Jadi, mari bersama-sama membebaskan pendidikan dari cengkeraman pragmatisme yang membatasi potensi anak-anak Indonesia. Mari kita kembali pada nilai-nilai idealisme dalam pendidikan, demi menciptakan generasi yang memiliki integritas tinggi, kecerdasan majmuk, dan keterampilan yang berkualitas. Selamat merayakan Hari Pendidikan Nasional 2024

Cipinang, 1 Mei 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun