Berkali-kali Kutanyakan pada dunia
Mengapa kian hari kian sulit
Bergelombang riak dalam mata batinku
Menari-nari konsisten dalam pandangan zahirku
Laut, hujan, bumantara, dan parasmu.
Waktu demi waktu terus menderas
Gejolak di kepala kian meremas
Tercipta semacam pualam
Seperti palung di tengah samudera
Kedalamannya tak terduga
Keberadaannya tak dinyana
Sementara Aku adalah nelayan
Tanpa penunjuk arah
Aku terus bertanya
Tanpa berpikir kata usai
Hidup; tak pernah berhenti mengenal waktu
Kujelajahi segala medan di hadapan
Meski tak nampak apa-apa
Rindu menanti di penghujungnya
Pada sebuah senja yang temaram
Dalam sketsa wajahmu yang kemerah-merahan
Penajam Paser Utara, 13 Januari 2025
Ali Musri Syam puang Antong.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H