Awan tipis mengitari lereng-lereng, udara seolah tak berhembus, daun-daun pada gugusan pohon diam, langit tak menampakkan birunya.
Sepanjang pandangan mata adalah hamparan hijau, di bukit-bukit terjal itu tersingkap hutan perawan, aneka fauna tumbuh lebat, alam menghadirkan dirinya penuh pesona,
Gerimis turun pelan, menerpa tanah-tanah kering, memunculkan kabut-kabut putih, menjejakkan aroma basah hutan-hutan,
Sepanjang perjalanan ini, kutemukan firasat pada dinding-dinding keangkuhan tembok-tembok kota, eksistensi peradaban telah mencaplok karunia alam, ; hal paling eksistensial dari estafet generasi.
Purwokerto, 23 April 2024
Ali Musri Syam Puang Antong.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H