Mohon tunggu...
Ali Musri Syam
Ali Musri Syam Mohon Tunggu... Sekretaris - Belajar Menulis

Pekerja, menyukai sastra khususnya puisi, olahraga khususnya sepakbola, sosial politik. Karena Menulis adalah cara paripurna mengeja zaman, menulis adalah jalan setapak menjejalkan dan menjejakkan kaki dalam rautan sejarah, menulis menisbahkan diri bagi peradaban dan keberadaban. (Bulukumba, Makassar, Balikpapan, Penajam Paser Utara) https://www.facebook.com/alimusrisyam https://www.instagram.com/alimusrisyam/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tak Berarti

8 Juni 2024   20:05 Diperbarui: 8 Juni 2024   20:05 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri @ams99 by. TextArt

Tak Berarti

Di bawah langit biru
Awan-awan putih berserakan terlihat indah
Tak akan berarti bagi kemarau di bumi Sampai ia menyatu, menjadi hitam pekat,
dan menjelma hujan meluruh.

Di atas permukaan laut
Buih-buih air berkejaran terlihat menawan,
Tak ada artinya bagi pantai,
Hingga ia sampai ke tepi dan membasahi bibirnya

Di kedalaman hati
Cita-cita dan kehendak terasa mulia,
Tak ada artinya bagi semesta,
Hingga pemilik jiwa mengejawantahkannya dalam laku dan sikap.

Jakarta, 23 Maret 2024
Ali Musri Syam Puang Antong

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Saat di Pesawat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun