Mohon tunggu...
Ali Musri Syam
Ali Musri Syam Mohon Tunggu... Sekretaris - Belajar Menulis

Pekerja, menyukai sastra khususnya puisi, olahraga khususnya sepakbola, sosial politik. Karena Menulis adalah cara paripurna mengeja zaman, menulis adalah jalan setapak menjejalkan dan menjejakkan kaki dalam rautan sejarah, menulis menisbahkan diri bagi peradaban dan keberadaban. (Bulukumba, Makassar, Balikpapan, Penajam Paser Utara) https://www.facebook.com/alimusrisyam https://www.instagram.com/alimusrisyam/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Banjir (Rindu)

22 April 2024   12:00 Diperbarui: 22 April 2024   12:03 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Dokpri @ams99 by. TextArt) 

Banjir (Rindu)

Kulihat keabadian
Saat pertama kali melihat matamu
Disana tersimpan sebuah harapan
Hingga menuntun langkah menujumu

Rindu adalah fakta terpendam
Jauh di kedalaman jiwa
Bermula dari setitik rasa di hulu
Ketika akan tiba waktunya
akan meluah di muara

Baca juga: Pantun Idulfitri

Mata yang terlanjur kutatap
Menggerogoti bayang-bayang pupil
Memandang hal-hal indah
Hanya Engkau nampak di pelupuknya

Jika sesuatu hal (rasa) telah bermula
Menuruti kehendak alamiahnya
Lantas sekuat apa aku membendung
Jutaan titik rasa yang terlanjur mengalir
Maka tinggal tunggu saja waktunya
Banjir rindu di hilir tak mungkin terelakkan

Jakarta, 21 Maret 2024
Ali Musri Syam Puang Antong

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun