Anomali Rindu
Suara hati menggema dipenjuru cakrawala pagi ini, mengitari alam sadarku bahwa aku harus lekas beranjak pada sebuah mimpi dimalam sunyi.
Ombak menuntun perahu menuju dermaga dengan asa yang berbeda,
Kelopak mataku bercahaya namun tak mampu manakar arti raut wajahmu.
Kawanan burung dara asik menunjukan romansanya, seolah mengerti apa yang terpatri dalam pikiranku..
Ia tetap kukuh dalam bahasanya yang sederhana
Seolah menampik perihal kekalutan
Tengah berkecamuk dalam nalar
Terlalu sulit menemukan titik di persimpangan
Hingga waktu gelap menaja
Tak jua mengisyaratkan romansa
Sampai pada suatu ketika di penghujung malam
Sepasang burung dara terbang rendah
Sang betina memeluk mesra
Dan mengisyaratkan kalimat dalam bisik lirih;
Rinduku hanya Engkau muaranya
Tapi mengapa Engkau seolah menghardiknya
Jakarta, 14 Februari 2024
Ali Musri Syam Puang Antong
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H