Purnama Pun Malu
Sekira empat tahun lalu
Kita berdua pernah, dengan tanpa ragu
Menyusuri gugusan ilalang
Dan barisan pohon kelapa
Dengan bibir pantai yang berkelok-kelok
Saat itu senja memudar
Mungkin karena wajahmu sedang memerah
Gerimis turun perlahan
Mungkin karena ia ingin
Menjebak kita untuk mampir berteduh
Hujan pun turun
Seakan menahbiskan persuaan Kita
Kau berkata:
Kita disini saja hingga larut
Sebab Aku ingin melihat purnama
Malampun datang dengan sempurna
Bulan yang purnama
Tak dapat memancarkan sinarnya leluasa
Bukan karena hujan
Tetapi wajahmu yang kian bersinar
Lalu Aku berkata dengan lirih
Tak mungkin purnama akan hadir malam ini
Selama Kau masih disini
Selain ia tak mampu hadir
ia juga malu dengan keindahan wajahmu, Kekasih
Empat tahun berlalu
Hingga kini, tak pernah lagi Kusaksikan purnama
Meski Kau tak selalu di sisi
Tapi bulan sudah terlanjur malu
Ia tahu bahwa wajahmu sudah bersemayam utuh di mataku
Penajam Paser Utara, 20 Februari 2023
Ali Musri Syam Puang Antong
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H