Lanskap Masa Depan Kita
Bagaimana mungkin aku membiarkanmu memelihara harapan semu
Tentang kekhawatiran akan besok
Bahwa mentari pagi tak lagi cerah
Seperti hari ini ketika alam memulai siangnya
Penuh ceria, menghadirkan cerita yang tak pernah usai kita lumat
Bahwa senja tak lagi jingga
Seperti hari ini ketika sore berlalu
Dengan penuh kehangatan
Rona merah langit yang memukau
Bagaimana mungkin aku menuntunmu ke jalan sunyi
Tentang ketakutan akan jauh dan terasing
Dari peradaban manusia yang hipokrit
Seperti hari ini ketika kita bergandengan tangan namun di tempat yang jauh dari hiruk-pikuk
Iya, jalan sementara yang kita tempuh
Adalah jalan sunyi tanpa kehadiran mereka
Jalan rahasia yang belum saatnya orang lain tahu
Namun Aku tak pernah abai akan janji
Jika setiap hari, akan kubawa kau mengembara
Menyusuri waktu; memulainya dengan kehangatan pagi di penghujung timur dan menikmati senja yang terus mewujud di ufuk barat
Bukankah itu akan melanggengkan segala rasa yang berkelindan
Terlanjur bersemayam dalam relung hati dan pikiran kita
Tentang apa dan bagaimana kita mengeja masa lalu, menikmati masa kini, membaca masa depan
; Untukmu, untukku
Jakarta 19 Desesember 2022
Ali Musri Syam Puang Antong
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H