Puisi : Jawaban Waktu
Atas perasaan yang selalu ada, dengan segenggam asa yang tak pernah lelah, Aku tetap pada keteguhan semula: Mencintaimu penuh seluruh, tanpa syarat dan ketentuan. Meski tak pernah Kau beri jawab.
Apakah gerangan membuat hatiku begitu kuat ? Cinta ! tidak kah itu terlalu melankolis, Sebab berapa banyak cinta telah datang dan pergi, tapi Aku tidak pernah meresapinya.
" Kau memang sungguh berbeda "
Adalah keniscayaan rindu terlanjur bermukim, sejak pertemuan sore itu, tatapan matamu menghunjam kalbu, senyumanmu menghentikan sekian detik; detak jantungku. Dunia seolah berakhir, lalu Aku hidup kembali dengan jiwa baru.
Kau mengenalkanku arti kesempurnaan, yang tak pernah kusadari sebelumnya. Segala hal pada dirimu nampak sama sebagaimana lazimnya. Namun setelah kuresapi segalanya; Sungguh istimewa. Kelembutan raga dan lisan menyatu sepadan, kecantikan wajah dan sikap mengisyaratkan Dewi, keluhuran budi dan sikap mengejawantah Peri. Bagaimana mungkin Aku tidak tertawan.
Meski sejak hati ini terpenjara oleh kedigdayaan feminismu. Kau mengembara menyusuri gugusan waktu dan selaksa tantangan. Riuh dan ramai mengisi album hari-harimu, sedang Aku kian terhempas dalam sunyi. Sebab tak ada lagi hendak kucari; selain dirimu dan sejuta puisi.
Waktu adalah jawaban paling rasional dari keadaan ini. Aku tiap saat selalu menujumu, Engkau tiap waktu kian menjauh. Mungkin akan tiba sebuah masa, Engkau menyambutku dalam dua hal sekaligus; asa dan rasa.
Balikpapan, 12 Maret 2022
Ali Musri Syam Puang Antong