Mohon tunggu...
Ali Musri Syam
Ali Musri Syam Mohon Tunggu... Sekretaris - Belajar Menulis

Pekerja, menyukai sastra khususnya puisi, olahraga khususnya sepakbola, sosial politik. Karena Menulis adalah cara paripurna mengeja zaman, menulis adalah jalan setapak menjejalkan dan menjejakkan kaki dalam rautan sejarah, menulis menisbahkan diri bagi peradaban dan keberadaban. (Bulukumba, Makassar, Balikpapan, Penajam Paser Utara) https://www.facebook.com/alimusrisyam https://www.instagram.com/alimusrisyam/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Betapa Kota Ini Pernah Begitu Mempesona

22 September 2021   01:21 Diperbarui: 22 September 2021   01:35 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Betapa Kota Ini Pernah Begitu Mempesona

Pernah Aku begitu candu menghirupnya, jangankan saat pagi, ketika siang, sore dan malam hari sekalipun. Aku seperti sakau hendak mencium aromanya setiap detik; kebersihan, kesejukan, keheningannya. Tapi itu dulu, ketika ia masih perawan, masih suci, belum ternoda oleh tangan-tangan durjana, otak-otak serakah, bandit-bandit berdasi. Kini, harum wangi tubuhnya telah lenyap oleh waktu dan deru-deru mesin. Kini ranum molek badannya telah usang oleh masa dan hiruk pikuk hutan yang memerah, membara.

Pernah Aku begitu kalap memandangnya, hingga membuat aku jatuh hati terlalu dalam. Saat pertama kali mendaratkan kaki di kota ini. Kecantikan dan kelembutan wajahnya begitu mengagumkan. Nyaris tak ada noda-noda mengitarinya, tak nampak bintik-bintik menggerayanginya. Tapi itu dulu, ketika ia masih terjaga kemurniannya, sebelum tercederai oleh gaya hidup orang-orang kota, egoisme para warga, pudarnya kesadaran orang-orang waras. Kini, keindahannya nampak pudar oleh para penikmat dan pengagumnya sendiri ( Kita ).

Balikpapan, 21.09.2021

Ali Musri Syam Puang Antong

Baca Juga Puisi Sebelumnya: Pada Suatu Senja yang Meresahkan

Puisi Pilihan: Semesta Senja

Puisi Pilihan Lainnya: Rindu Gus Dur

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun