Demi Kekasih, Aku Ingin Menjadi Penyair
Sudah bertahun-tahun aku belajar menjadi penyair
Dan tahu kah engkau bahwa dalam kurun waktu itu aku tak mahir-mahir
Menulis
Berpikir
Mengalir
Aku tak cukup fasih
Membuat syair
Demikian pula satire
Baik untuk diri, alam, sosial, bangsa, negara apalagi untukmu kekasih
Tapi
Tahukah dirimu kekasih
Sebagai seorang pembelajar yang tak pernah selesai
Aku terus menulis syair-syair
Tentang hujan dan rinai
Tentang rindu dan berahi
Tentang senja dan magrib
Tentang kamu dan bidadari
Yang memang tak pernah akan selesai
Sebagai pengembara sunyi
Beruntunglah dirimu menjadi kekasih
Bagi diriku pemuja diksi
Sebab semua yang telah, sedang dan akan kutulis
Telah kuwakafkan untukmu saja; sendiri
Jika seorang calon penyair apalagi telah menjadi penyair
Telah jatuh hati
Maka ia akan menjadi penyiar paling gigih
Dan mengabarkan kepada dunia tentang dirimu dalam ragam puisi
Sebagai pembelajar; hendak menjadi penyair
Ia akan bertahan untuk tidak lekas mangkat; kembali ke Ilahi
Agar engkau terus hadir dalam kelindan syair
Yang tak mungkin pernah selesai
Engkau tak akan pernah berakhir bagi dirinya; mati
Dirimu adalah kekekalan; abadi
Didalam diksi, didalam bait-bait
Didalam syair-syair, didalam puisi-puisi
Didalam mimpi, didalam hati
Balikpapan 03.09.2021
Ali Musri Syam Puang Antong
Baca Puisi Sebelumnya: Keadaan Kita
Puisi Pilihan: Menjadi Asing (Sajak untuk W)
Puisi Pilihan Lainnya: Hujan dan Cinta (Sajak untuk D)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H