Kecintaan Chairil Anwar Pada Puisi
Katanya lewat surat pos kepada Jassin
Ia mencintai kesenian
Ia memasuki dunia kesenian, dengan sepenuh hati
Sehingga hampir seluruh hidupnya adalah seni
Seluruh hasrat dan batinnya hanya tertuju ke satu titik saja; kesenian.
Seni menulis menjadi dunianya
"Prosaku, puisiku juga, dalamnya tiap kata akan kugali-korek sedalamnya"
Begitu katanya; mengisyaratkan cinta yang mendalam kepada sastra.
Pada zamannya, tidak mudah menulis puisi dan menyebarkannya
Meski melewati timbangan (editor) yang ketat dan kaku
Katanya;
"Bahwa dari sajak-sajak bermula hingga penghabisan belum ada garis nyata lagi yang bisa dipegang"
Kita ketemu lagi lain waktu.
Selang bertahun lama
Ia membaca sajak-sajaknya semua
Ia kesal; sekesal-kesalnya
Jiwanya tiap menit bertukar warna
Sehingga tak tahu; "aku apa sebenarnya"
Terasa kesanggupannya menulis puisi
Telah menemui penghabisan
(Ketika kesakitan kian menggerogoti tubuhnya)
Lalu diserahkannya pada Jassin
Yang ia beri nama; sajak-sajak
Meski menurutnya; itu hanya percobaan kiasan-kiasan baru
Bukan hasil seutuhnya
Tingkat percobaan mesti dilalui dulu
Hingga kelak di penghujungnya
Menjelma sajak-sajak sebenarnya
*Puisi Peringatan Hari Puisi Indonesia 26 Juli, yakni hari lahir penyair Chairil Anwar
Balikpapan, 26.07.2021
Ali Musri Syam Puang Antong
Baca Juga Puisi Sebelumnya:Â Sejuta Kebaikan di Tengah Pandemi
Puisi Pilihan:Â Hakikat Hujan Bulan Juni