Mohon tunggu...
Game Changer
Cerita Pemilih
Analisis Sosok
Fiksiana
Cerbung Cerpen Horor Puisi Roman
Halo Lokal
Bandung Joglosemar Makassar Medan Palembang Surabaya
Humaniora
Bahasa Filsafat Pendidikan Seni Sosbud
Inovasi
Gadget Nature Otomotif
Lyfe
Beauty Book Diary Film Games Healthy Hobby Home Humor Love Music Parenting Worklife
Money
Entrepreneur Financial
New World
Artificial intelligence Cryptocurrency Metaverse NFT
Olahraga
Atletik Balap Bola Raket
Ruang Kelas
Ilmu Alam & Tekno Ilmu Sosbud
Travel Story
Foodie Trip
Video
Vox Pop
Hukum Kebijakan Politik
Lagi Rame!
"Terima Kasih Shin Tae-yong", Isyarat Apresiasi atau Perpisahan?
MK Hapus Presidential Threshold 20 Persen
Kenaikan PPN, Siapa Sebenarnya yang Diuntungkan?
Apa dari Hikmah Skema Pajak 2025
Kado Tahun Baru: PPN 12% Secara Umum Dibatalkan
5 Hal yang Lebih Penting daripada Ujian Nasional
Kamu pasti suka!
Ali Musri Syam
Ali Musri Syam Mohon Tunggu... Sekretaris - Belajar Menulis

Pekerja, menyukai sastra khususnya puisi, olahraga khususnya sepakbola, sosial politik. Karena Menulis adalah cara paripurna mengeja zaman, menulis adalah jalan setapak menjejalkan dan menjejakkan kaki dalam rautan sejarah, menulis menisbahkan diri bagi peradaban dan keberadaban. (Bulukumba, Makassar, Balikpapan, Penajam Paser Utara) https://www.facebook.com/alimusrisyam https://www.instagram.com/alimusrisyam/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Kemerdekaan Milik Puan

24 Juni 2021   20:30 Diperbarui: 24 Juni 2021   20:31 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi Kemerdekaan Milik Puan (Dokpri @ams99_ By. Text On Photo)
Puisi Kemerdekaan Milik Puan (Dokpri @ams99_ By. Text On Photo)
Puisi Kemerdekaan Milik Puan (Dokpri @ams99_ By. Text On Photo)
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemerdekaan Milik Puan

Apakah arti kemerdekaan
Bagi diriku yang terbuang
Tersisihkan
Tersia-siakan
Olehnya yang telah merampas kedigdayaan
Aku; Lelaki petualang
Dulu bangga kebebasan
Menatap matahari, menghirup bunga, menikmati rembulan

Telah tersandera kemerdekaan
Terlucuti kedaulatan
Sempurna ia menawan
Segala hal dalam kekuasaan
Raja tak bermahkota; tak di pertuankan
Luahan hasrat berkelindan
Untuk satu kembang di taman
; Puan

Balikpapan, 22.06.2021
Ali Musri Syam Puang Antong

*Baca Juga Puisi Lainnya

Puisi Sebelumnya: Pengagum Rahasia.

https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/60d213ec06310e3fcf2cc195/puisi-sajak-sajak-pengagum-rahasia

Puisi Pilihan Lainnya: Merubah Arah.

https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/60d1ce9737f4b91d510d5c92/puisi-merubah-arah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
TAG

kompasiana

viral

trending

kemerdekaan

puan

petualang

kebebasan

kedaulatan

menawan

berkelindan

hasrat

ali musri syam

fiksiana

fiksi

puisi
Daftarkan email Anda untuk mendapatkan cerita dan opini pilihan dari Kompasiana
icon
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Batalkan Laporkan
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Akun Terverifikasi
Diberikan kepada Kompasianer aktif dan konsisten dalam membuat konten dan berinteraksi secara positif.
Pelajari selanjutnya.