Juni, sudah berhari-hari menyapa
Hamparan siang, bentangan malam silih berganti menaja
Musim pun mengatur perihal dirinya
Panas menguapkan air-air mata
Hujan meneteskan bulir-bulir cinta
Dan kerinduan tetap menganggit di pancaroba
Di keluasan hatimu, kupinta berteduh
Hujan menaklukkan gigil tubuh
Panas menggerogoti raga ringkih
Pancaroba mengganggu keseimbangan alamiah
Sementara aku tak punya selain dirimu yang terpilih
Jika tak berkenan kemana hendak kubawa perih pedih
Ibarat prajurit di medan laga
Aku telah kehabisan bekal
Sementara perjalanan belum setengah
Cinta adalah kekuatan paling nyata; Bertahan dari segala dera
Juni, aku kini telanjang tanpa busana
;Masih kah dirimu berkenan?
Balikpapan, 13.06.2021
Ali Musri Syam Puang Antong
*Baca Juga Puisi Lainnya:Â
Puisi Sebelumnya: Dugaan.
Puisi Pilihan Lainnya: Kisah Cinta dalam Diam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H