Mohon tunggu...
Ali Musri Syam
Ali Musri Syam Mohon Tunggu... Sekretaris - Belajar Menulis

Pekerja, menyukai sastra khususnya puisi, olahraga khususnya sepakbola, sosial politik. Karena Menulis adalah cara paripurna mengeja zaman, menulis adalah jalan setapak menjejalkan dan menjejakkan kaki dalam rautan sejarah, menulis menisbahkan diri bagi peradaban dan keberadaban. (Bulukumba, Makassar, Balikpapan, Penajam Paser Utara) https://www.facebook.com/alimusrisyam https://www.instagram.com/alimusrisyam/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Fragmen Rindu

31 Mei 2021   09:19 Diperbarui: 31 Mei 2021   09:26 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Puisi Fragmen Rindu (Dokpri @AMS99_By. Text On Foto)

Fragmen Rindu

/1/

Telah kutulis kisah kita pada selembar kertas usang: mengejar sore yang rimbun, menjemput senja yang ranum, angin merambat perlahan, mengudara pikiran kita: mengembara. berpijak kita pada rumah sunyi. Ketika malam bertandang menangkup keheningan, engkau menuntunku menuruni lembahmu, kemudian aku takluk.

/2/

Hendak kugoreskan sebuah coretan: sebuah kanvas rindu yang mengombak, dan menjelma lukisan indah, adalah dirimu dalam fragmen itu, segala cermat kupenuhi, membuat titik-titik garis yang presisi. Aku tak ingin rona wajahmu ternoda sedikitpun, aku ingin wajahmu adalah cahaya rindu pengobat pilu.

/3/

Aku ingin melewati malam tanpa ragu: bersamamu memandangi rembulan yang utuh, cahayanya menembus batas-batas rindu, kita menenun mimpi-mimpi menjadi secarik candu, lalu berdua saling menggengam sepuluh jari penuh, tak ada aral yang mengganggu, hingga pagi tiba embun meluruh; cahaya mentari bersahaja nampak di ufuk timur.

Balikpapan, 30 Mei 2021
Ali Musri Syam Puang Antong

*Baca Juga Puisi Lainnya:

Puisi Sebelumnya: Aku dan Perempuan dalam Khusyuknya  

Puisi Pilihan Lainnya: Dilema

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun