Mungkin sebagian beranggapan jika di bulan suci Ramadan, kita memiliki pengeluaran keuangan yang relatif lebih sedikit dibanding dengan sebelas bulan lainnya.
Ternyata anggapan itu tidak benar, sebab pada bulan Ramadan, pos pengeluaran rutin kita sebenarnya tidak berubah, tetapi hanya bergeser waktu dan tempat.
Jika di luar Ramadan kita makan berat biasanya tiga kali sehari, maka di bulan puasa kita umumnya hanya melakukannya dua kali, yakni saat berbuka puasa dan sahur.
Contoh kecil ini, jangan dijadikan rujukan secara kasat mata, sebab sejatinya meski di luar Ramadan kita makan tiga kali, tetapi "kualitas' dan "kuantitas"-nya berbeda dengan saat kita berpuasa.
Coba perhatikan dan sadari jumlah menu yang ada di hadapan kita ketika buka puasa dan sahur. Untuk menu pembuka buka puasa atau takjil saja minimal tiga macam, baik itu makanan/kue maupun minuman.
Lihat pula pada waktu makan besar, setelah makanan pembuka saat buka puasa atau sahur, pilihan menunya beraneka ragam, saya sendiri terkadang bingung memilihnya.
Itu hanya salah satu contoh sumber pengeluaran kita di bulan Ramadan yang kurang kita sadari, lantas bagaimana dengan pengeluaran lainnya?
Jika kita tidak punya strategi atau perencanaan yang baik, maka bisa jadi keseimbangan neraca keuangan kita malah tidak sehat di bulan suci ini.
Untuk mengatasi hal tersebut, ada beberapa tips yang bisa kita tempuh untuk menyiasatinya:
Perencanaan dan kalkulasi pendapatan-pengeluaran kita sejak awal
Setiap kita mestinya sudah mempunyai sumber pendapatan yang pasti setiap bulannya, demikian pula jenis-jenis pengeluaran kita sudah kita tahu secara baik sebagaimana rutin dibulan-bulan sebelumnya.