Malam merangkak perlahan
Menyusuri segenap penjuru alam
Tak terkecuali di tempatku bergumam
Pun gelap telah tertakdirkan
Disebuah bukit mungil
Ketika angin senja hendak pergi
Lembah petang baru saja raib
Seseorang sedang memikirkan perihal; khawatir
Keheningan menerokai
Hanya terdengar suara-suara ganjil
; angin berdesir, seekor jangkrik, kuak anak sapi
Hatinya terenyuh dan ia menangis
Di pikirannya berkecamuk
Seseorang telah pun di nanti-nanti
Sepanjang siang tak bertemu
Hendak kemana ia bermukim diri
Dalam redup cahaya rembulan
Kembali ia mengirim air matanya
Tak kuasa menoleh jejak-jejak kisah kasih
Dan rindu terlanjur menggigil
Balikpapan, 26 Maret 2021
Ali Musri Syam Puang Antong
Baca Juga Puisi Lainnya:Â
Puisi Sebelumnnya: Permulaan Pagi
Puisi Pilihan Lainnya: Demokrasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H