Hatimu seumpama hujan
Meluruh kapan-kapan
Tanpa tahu kapan hening
Tanpa tahu kapan benderang
Selalu hadir di setiap waktu; tanpa dugaan
Barangkali air matamu adalah titipan Tuhan
Yang sengaja bergumpal dibalik awan-awan
Hingga ketika tiba masa paling menawan
Menyilih titik-titik air yang turun
Kepermukaan; Menggenang, mengenang
Hatimu seumpama hujan
Manusia, semesta alam; senantiasa menantikan
Menyirami hati-hati kering
Membasahi tanah-tanah kerontang
Menjelma telaga indah bening; menyejukkan
Penajam Paser Utara, 22 Naret 2021
Ali Musri Syam Puang Antong
Baca Juga Puisi Lainnya:Â
Puisi Pilihan Lainnya: Sendiri di Bawah Terik
Puisi Sebelumnya:Â Seteru Rindu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H