Pernah Kita bersama pada hujan yang rinainya membasahi ; Tanah, batu, rumput-rumput, Dan kepala kita yang penat, Permakluman bagi singgasana pengabdian , Cinta romantis berseru-seru.
Pernah pula Kita bersua pada matahari terik tak terkira, Panasnya mendidihkan air di permukaan laut, sungai, telaga, Juga mata air di pelupuk kornea , Simfoni menguatkan retakan, Pada hati terlanjur bertaut.
Adakah keengganan pada Kita yang hendak bersilang arah, Pilihan Membawa kita ke pengembaraan yang lain, Hakikat titik nadir Kuasa-Nya, Adakah cinta yang lebih menjamah, Selain persuaan kita berjamaah.
Dunia menghadirkan pilihan-pilihan hidup, Dan kita menangkap kemudinya, Sesuatu telah bermula sebagai mata air cinta, cita dan iradat, Tentang akhir dan muaranya ;Biarlah menjadi misteri.
Balikpapan, 23 Februari 2021
Ali Musri Syam Puang Antong
Baca Juga:
Puisi Sebelumnya : Pada Suatu Magrib yang Lalai
Puisi Pilihan: Perahuku Tak Sampai ke Samudera
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H