Merasakan rindu dalam lamunan
Mendekap kejora yang berimbun
Di telaga biru itu ku endapkan
Segala rasa; konsisten
Berkumandan hati dan pikiran
Dengan susah payah ku kumpulkan segala instrumen
Demi rajutan pertemuan
Aku menunggumu tanpa jemu
Hingga jumlah purnama tak terhitung
Aku terus aja menjaga asa itu
Kelindan telah menambat
Dalam nyala yang redup
Hendak ku luahkan sisa-sisa semerbakmu
Yang Kau titip di saku
Mengendap pelan secara verbatim
Aku tak pernah berhenti
Menyusuri lorong - lorong gelap
Penghuninya seolah mati
Di tanganku tersisa pelita
Dan angin berhembus tak lelah
Aku ingin mengakhiri cerita
Tentang Kita ; Cita dan Cinta
Bersama melintasi alam dan keajaiban
Meski samar dan berpendar
Kuyakini; Engkau bersemayam di jiwa
Penajam Paser Utara, 14 Januari 2020
Ali Musri Syam Puang Antong
* Tulisan Sebelumnya: Cerita Fabel: Kehidupan Bertetangga Semut dan Jangkrik. https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/5ff70aa3d541df383d4c0282/cerita-fabel-kehidupan-bertetangga-semut-dan-jangkrik
* Puisi Pilihan Lainnya: Hujan Menderas di Bulan Januari. https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/5ff505218ede48794c2a8585/hujan-menderas-di-bulan-januari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H