Setelah pengembaraan cukup panjang
dengan setangkup rona melelahkan
dan sejumput perhelatan
Berjuta jarak tempuh
Membuat kita bertelimpuh
Dalam perjamuan fungsi yang kudus
Hajatan fardu
Aparatur.
Kita adalah secawan rindu
Bergumul menorehkan luka dan pilu
Berhikmad mencipta amal bakti pandu
Membuat garis - garis peta baru
Ada raga lelaki menggagahi
Ada tubuh wanita menimpali
Wajah kita saling bertatapan
Otak kita menjelajah ke alam paripurna pikiran.
Berlalu sekian puluh purnama
Perjalanan waktu panjang kita eja
Di ruang waktu kini
Bersua menempa diri
Kita bersumpah pada terik mentari dan gelap malam
Akan setia mengabdi pada cinta dan kerinduan
Ingin kuringkas waktu agar kita kian lekat
Hingga dekap erat kapabilitas kita tak lamat - lamat.
Balikpapan, 16 November 2020
Ali Musri Syam Puang Antong
*Puisi Sebelumnya:Â Lelaki di Atas Pusara Ayahnya https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/5faddbed8ede487ace064942/lelaki-di-atas-pusara-ayahnya
*Puisi Lainnya: Sejarah Cinta Gila https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/5fac9d6c63312273ba417392/sejarah-cinta-gila
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H