Menyesali Keterlambatan
Sebelumnya
Ketika kita bukan siapa-siapa dalam rasa
Aku memandangmu sebagai sosok istimewa
Hingga tak mampu kupandangi matamu yang telaga
Aku hanya mampu memandangmu dari kejauhan
Aku tak mampu mendatangimu dalam kedekatan
Apalagi menjamah tubuhmu yang ranum
Cukup bagiku menghayalmu dalam dekapan
Kini
Dibibirmu yang merekah manis
Kukecup segala rasa dengan makna paling gigih
Sering Kau menolak meski Aku tahu sekadar basa-basi
Aku menyesap segala yang tertinggal ditubuhmu
Dipelukmu yang teduh
Aku meluahkan rindu yang menuntun
Aku menyesali keadaan kita yang lambat bertamu
Penajam Paser Utara, 23 Oktober 2020
Ali Musri Syam Puang Antong
*Puisi Sebelumnya: https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/5f919f36d541df3bb52eb1b3/padamu-kekasih-inspirasi-kompasiana
*Puisi Lainnya: https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/5f8f1387d541df38f77acb72/siklus-embun
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H