Kekalutan Rasa
Diujung jembatan itu
Aku termangu
Menunggu
Membawa pesan-pesan bisu
Serpihan-serpihan pilu
Kau ungkit dahulu
Pada pagi sebelum pukul tujuh
Tetesan embun belum sempurna meluruh
Riwayatmu
Menyatu dalam ingatan-ingatan semu
Dan Aku masih disini menantimu
Tiada jemu
Tak kunjung datang mengadu
Kulihat hanya selubung kabut
Mengelilingi rimbunan pohon-pohon bakau
Semilir angin mengayunkan daun-daun
Hati berbisik syahdu
Adakah sedang baik-baik saja dirimu?
Arus air tenang tiba-tiba beriak
Menggoyangkan kapal-kapal yang tertambat
Burung-burung dara yang hinggap beterbangan
Meninggalkan
Panas mentari pun terasa menyengat
Hati dan pikiran kian kalut
Penajam Paser Utara, 20 Oktober 2020
Ali Musri Syam Puang Antong
*Puisi Sebelumnya : https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/5f8cdd9ad541df19330ca9d3/kidung-belantara-senja
*Puisi Pilihan Lainnya : https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/5f8326a08ede48324c793612/roma
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H