Aku melihat kelopak matamu
Mengeluarkan bulir-bulir tiada jemu
Luruh pada akar-akar pohon itu
Memberi kehidupan baru
Mawar yang hampir layu
Lalu Aku mencari sumber suara
Yang dihembuskan angin senja
Samar namun sangat kental lirih; manja
Bening merambat perlahan ditelinga
Kudengarkan hikmat pelan-pelan
Bola mata dan suara
Kukenali begitu rupa
Akrab dan merapal
Menghempaskan hening belantara
Menembus dinding ingatan menyala-nyala
Aku menemukan tempatmu bersemayam
Mengharap indah persuaan
Pada gugusan pelangi menggantung
Pada hati kian menggenang
;Berkelindan tak karuan
Penajam Paser Utara, 19 Oktober 2020
Ali Musri Syam Puang Antong
*Puisi Sebelumnya : https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/5f83e5b92d05893e76182912/hakikat-hamba
*Puisi Pilihan : https://www.kompasiana.com/alimusrisyam/5f8326a08ede48324c793612/roma
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H