Gagah;
Terbang tinggi mengitari mega
Menjulang angkasa
Menembus pekat awan
Menghalau deras hujan
Kuat;
Mematri petak-petak sawah
Mengamati puncak-puncak gunung
Menerobos hutan-hutan rimbun
Tangguh;
Melewati lembah-lembah subur
Mengikuti arus-arus sungai mengalir jernih tak keruh
Mangitari lereng demi lereng bersimbah peluh
Setia;
Pada Ibu melahirkanmu
Pada pertiwi tumpah darahmu
Kini...
Terbang rendah
Tak mampu lagi petualang
Awan tipis menghalangi padangan
Goyah mental pada gerimis hujan
Pematang-pematang sawah menjadi kabur
Puncak-puncak gunung terlihat absurd
Mata tajam hanya cukup melihat hutan-hutan gundul
Lembah dan ngarai kini dalam mimpi
Bukit-bukit kecil tak mampu kau lingkari
Terbang dari dahan kedahan sempoyongan menggigil
Mencicipi keruh air sungai
Masihkah
Tersimpan setia
Pada Ibu yang ditinggal Bapak
Balikpapan, 31.05.2020
Ali Musri Syam Puang Antong
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H