Perspektif membantu siswa melihat suatu konsep dari sudut pandang yang berbeda. Dalam konteks bahasa Arab, siswa bisa diajak untuk membandingkan pandangan budaya yang berbeda tentang suatu konsep.
Misalnya bagaimana konsep "kesopanan" diterjemahkan dan dipraktikkan dalam budaya Arab dan budaya lainnya. Melalui kegiatan ini, siswa akan memahami lebih dalam bagaimana bahasa mencerminkan budaya dan nilai-nilai masyarakat Arab.
5. Empati (Emphaty)Â
Empati dalam pembelajaran bahasa Arab dapat dikembangkan melalui kegiatan yang melibatkan pemahaman pengalaman orang lain dalam konteks budaya Arab.
Misalnya, siswa dapat diajak untuk membaca cerita atau menonton film dalam bahasa Arab yang menggambarkan kehidupan di negara-negara Arab, kemudian menulis refleksi tentang perasaan dan pengalaman tokoh dalam cerita tersebut. Ini akan membantu siswa merasakan bagaimana hidup dalam konteks budaya yang berbeda.
6. Pengetahuan Diri (Self-Knowledge)
Akhirnya, pengetahuan diri menjadi aspek penting dalam pembelajaran bahasa Arab. Siswa perlu mengenali kekuatan dan kelemahan mereka dalam menguasai bahasa Arab, apakah itu dalam hal pengucapan, tata bahasa, atau pemahaman budaya. Siswa bisa diajak untuk membuat catatan harian atau portofolio yang mencatat perkembangan mereka dalam belajar bahasa Arab dan merenungkan tantangan serta kemajuan yang mereka capai.
Dengan menerapkan enam aspek pemahaman ini dalam pembelajaran bahasa Arab menurut teori konstruktivisme Wiggins, diharapkan siswa akan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam dan aplikatif tentang bahasa tersebut.Â
Mereka tidak hanya belajar tentang bahasa Arab secara teknis, tetapi juga tentang bagaimana bahasa ini digunakan dalam konteks budaya yang sesungguhnya, sehingga dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analitis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H