Mohon tunggu...
Mukti Ali Bin Syamsuddin Ali
Mukti Ali Bin Syamsuddin Ali Mohon Tunggu... Konsultan - Trainer di OPP

Suaminya Novi, ayahnya Sheikha, domisili di kampung tengah, dekat kampung monyet, Jakarta Timur.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menjaga Halte Bis Kota Dubai ala Dubai...

18 Februari 2015   10:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:59 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_397728" align="aligncenter" width="560" caption="Halte bis kota Dubai. dok pribadi"][/caption]

Bikin gedung, bikin terminal, bikin bandara, bikin rumah ibadah, bikin pasar, bikin halte itu  gampang, yang sulit adalah bagaimana menjaga agar gedung-gedung yang terbangun itu tetep ''awet'' alias terpelihara dengan baik, lihat saja bagaimana kondisi halte-halte bus Transjakarta, berapa fulus yang dihabiskan untuk membangun halte-halte itu? Malah ada yang saking keselnya berkata, kita hanya bisa bikin doang fasilitas umum tapi kalo udah urusan perawatan, nanti dulu....

Emang sih, kita kagak bisa nyalahin pemerintah melulu kalo udah menyangkut urusan fasilitas umum, karena terus terang aja, kita-kita ini juga yang bikin fasilitas umum itu tampak kumuh, kotor, dan tidak terawat, pemerintah memang bisa mempekerjakan para pembersih tapi tetep aja, kalo kitanya masih rajin buang sampah sembarangan, nyoret sembarangan, merokok sembarangan, bahkan merusak sembarangan, sama aja fasilitas umumnya akan cepet rusak.

Seorang teman pernah berkata, kok metro Dubai masih kelihatan kinclong aja, padahal setiap hari ribuan orang menggunakan jasa moda transportasi ini? Suasana di stasiun, termasuk toiletnya juga masih bagus, inilah kerennya Dubai, selain mempekerjakan tim ''bersih-bersih'' yang andal, pemerintah Dubai juga menerapkan ''hukum denda'' bagi mereka-mereka yang sengaja mengotori stasiun Metro.

Tidak jauh berbeda dengan stasiun metro adalah halte bis kotanya. Pemerintah Dubai seperti kita ketahui membangun halte bis yang ber-AC. Selain dingin halte bis ini dilengkapi dengan rute bis, aturan-aturan yang kudu diikuti selama menggunakan halte juga terpampang dengan jelas. Jadi kalo kita masih melanggar juga, keterlaluan banget.

Halte bis di Dubai dibangun dengan kaca tembus pandang. Bagian luar penuh dengan iklan kayaknya lumayan banget  fulus yang didapat dari ''iklan-iklan'' itu, jadi halte bis tidak hanya berfungsi sebagai tempat orang nunggu bis melainkan lebih dari itu, pemerintah juga dapat pemasukan dari sana.

Kembali kepada menjaga halte bis kota ala Dubai, di sini, para pengguna jasa bis kota adalah para pekerja. Sepertinya mereka udah paham banget bagaimana pentingnya halte bis. Anda tahu, Dubai  panas banget kalo musim panas. Dengan adanya halte yang ber-AC tentu saja itu sebuah ''anugerah''. Bayangin kalo haltenya kagak ada AC, badan udah kayak di jemur, kudu nunggu bis lagi, apa enggak bikin ''gila''?

[caption id="attachment_369489" align="aligncenter" width="324" caption="Aturan "]

14242032901388438903
14242032901388438903
[/caption]

Dengan mengetahui betapa pentingnya halte bis, para pengguna fasilitas halte akan berpikir seribu kali untuk melakukan tindakan-tindakan yang dapat merusak halte, jadi menanamkan kesadaran itu penting banget. Bagaimana mungkin kita dapat merusak fasilitas umum padahal kita sendiri adalah pengguna fasilitas umum itu?

Intinya Dubai menjaga berbagai fasilitas umumnya dengan menyewa para pekerja yang memang ''andal'' dalam urusan pemeliharaan. Selain itu penerapan sanksi denda membuat orang-orang yang kepengen macem-macem jadi berpikir ulang. Bayangin, hanya karena merokok di dalam halte bis kita bisa kena denda sampai 100 hingga 300 dirham.

Bukan hanya merokok, kita juga kagak boleh bobo di dalam halte. Larangan bobo ini juga berlaku di masjid-masjid Dubai lho. Jadi bagi Anda si tukang molor jangan harap Anda bisa tidur di dalam halte. Kalo di dalam bisnya bisalah hahahaha. Tapi merokok tetep tidak boleh, baik di dalam halte maupun di dalam bisnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun