Kalo ditanya ngapain kerjanya restaurant manager? Kok, kerjanya cuma duduk-duduk nemenin tamu, hahaha, hihihi, kemudian setelah itu pulang. Enak banget ya?
Orang yang punya pendapat kalau restaurant manager (RM) kerjanya cuma duduk-duduk enggak sepenuhnya salah, karena memang salah satu kerjanya RM itu memastikan tamu mendapatkan apa yang mereka inginkan. Nah, caranya adalah mengajak tamu ngobrol. Kalau tamunya asyik, obrolan bisa panjang, dan tidak menutup kemungkinan akan penuh dengan canda tawa.Â
Selain ngajak tamu ngobrol, apalagi sebenarnya kerjanya RM?
Mengelola resto itu penuh risiko, makanya sejak awal kudu selektif pilih staf. Kalo menurut pengalaman saya, kadang seorang RM yang pindah kerja ke tempat baru suka ngajak 'gerbong'. Maksudnya adalah juga ngajak staf-stafnya dari tempat lama. Mengapa dia melakukan itu? Karena dia sudah tahu kualitas timnya.
Kalo memang timnya adalah orang-orang baru, apalagi yang 'baru' dalam artian minim pengalaman, maka RM berkewajiban untuk memberikan training. Karena itu, selain manager, seorang RM haruslah seorang trainer. Dia juga kudu bisa jadi guru dan motivator. Berat juga ya?
Kalo timnya sudah siap, maka restoran pun siap dibuka buat publik. Apakah kerja seorang RM sudah berakhir sampai di situ? Enggaklah, justru inilah saatnya untuk melihat apakah training yang diberikan sudah teraplikasi dengan baik di lapangan.
Sebagai orang yang paling bertanggung jawab akan maju mundurnya sebuah restoran, RM biasanya dibantu oleh asisten, supervisor, dan seterusnya hingga sampai ke bush boy. Di sini nanti akan ada saling lapor: asisten melapor ke RM, supervisor lapor ke asisten, captain lapor ke supervisor, waiter lapor ke captain, dan seterusnya.
Simpelnya RM itu punya kerja harian, kerja mingguan dan kerja bulanan.
Oiya, resto itu punya tiga tahapan: pertama persiapan, kedua operasional, ketiga penutupan.Â