Mohon tunggu...
Mukti Ali Bin Syamsuddin Ali
Mukti Ali Bin Syamsuddin Ali Mohon Tunggu... Konsultan - Trainer di OPP

Suaminya Novi, ayahnya Sheikha, domisili di kampung tengah, dekat kampung monyet, Jakarta Timur.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Nauzubillah, Malasnya Orang Arab

31 Agustus 2016   20:24 Diperbarui: 1 September 2016   00:42 2740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cuma bisa ngakak baca berita di detik.com, tentang kinerja orang Arab di Dubai. Ceritanya sheikh Muhammed orang nomor satu Dubai melakukan sidak, ternyata yang didapati kantor-kantor pada kosong.

Mengapa kantor pada kosong, Padahal di jam kerja?, Itu dia sebagai orang yang pernah kerja di Dubai, enggak lama sih, cuma enam tahun. Saya mendapati sebagian pekerja Arab memang nauzubillah malesnya.

Mereka cuma "3D" ( Dateng, duduk, dahar), enak Kalo datangnya tepat waktu, mungkin mereka merasa, semua kerjaan udah di kerjain oleh "para pendatang" sedang mereka cuma ongkang-ongkang kaki sambil ngudut rokok khas Arab.

Kalo enggak keluar kantor, mereka ngobrol ngalar ngidul, herannya itu dilakukan setiap hari. Apa kagak bosen ya?, Padahal mereka kan cowok?, Yang bibirnya cuma satu beda Kalo cewek yang memang punya dua bibir. Sheikh Mohammed sepertinya sudah mencium aroma "malas" di sebagian pekerja asli Arab terutama mereka yang punya posisi, karena itu beliau melakukan sidak. Rasain bagi mereka yang kena sidak. Abis males dipelihara.

Malas memang menjadi bahaya laten,  karena itu nabi mengajarkan doa yang salah satunya berlindung kepada Tuhan dari yang namanya kemalasan. Selain kemalasan kita juga diminta berlindung kepada Tuhan dari yang namanya Bakhil dan utang.

Ngomongin utang, saya jadi teringat seorang temen yang enggak pernah lelah nawarin kredit motor ke saya. Terus terang dia kasihan sama saya yang berangkat kerja jalan kaki. Tapi saya tolak tawarannya karena kredit adalah hutang. Alhamdulillah, walau gaji saya pas-pasan, saya enggak punya Hutang. Saya hidup seadanya. Kalo ada makanan enak saya makan Kalo enggak ada saya beli hihihi.

Kembali ke orang Arab. Semoga saja sidak dari Sheikh Mohammed dapat menyentak orang-orang Arab yang males. Tapi Kalo dibalikin kekita, bisa enggak kita enggak males Kalo semua fasilitas orang Arab di Dubai dianugerahkan ke kita? Bisa jadi kita juga bakal malas-malasan wkwkwkw.

Mengapa ya, semakin baik fasilitas membuat orang semakin malas datang ke kerjaan?, Enggak percaya, lihat aja kelakuan anggota dewan, kurang apa fasilitas mereka? Tapi tetep aja ada anggota dewan yang malas-malasan.

Dubai terlanjur dikenal sebagai kota Kosmopolitan, kebayang kan mereka punya pekerja asli Arab yang bisa ninggalin kantor sampai kosong?, Timbul pertanyaan yang sudah nunggu di pengkolan. Jadi selama ini siapa yang membangun Dubai?, Enggak mungkin kan Kalo jin Baghdad.

Sumber bacaan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun