Mohon tunggu...
Mukti Ali Bin Syamsuddin Ali
Mukti Ali Bin Syamsuddin Ali Mohon Tunggu... Konsultan - Trainer di OPP

Suaminya Novi, ayahnya Sheikha, domisili di kampung tengah, dekat kampung monyet, Jakarta Timur.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Bagaimana Mengurus Pernikahan di Luar Negeri?

16 Agustus 2016   17:52 Diperbarui: 16 Agustus 2016   19:58 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Bersama selalu"][/caption]Belum lama berselang seorang rekan istri bertanya kepada istri, bagaimana caranya agar dapat menikah di luar negeri ( Dubai), kebetulan saya dan istri memang menikah di Dubai, baiklah saya akan menjawab pertanyaan dari rekan istri itu melalui tulisan ini.

Pertama-tama yang harus kita lakukan apabila hendak menikah di Dubai adalah minta izin kedua orang tua, pernikahan adalah sebuah ritual yang sakral, agak gimana kalo tanpa restu dari orang tua. Setelah dapat restu dari tetangga, eh salah maksud saya orang tua, yang harus kita lakukan adalah mengurus surat-surat dari RT sampai ke KUA, Menkum ham, departemen luar negeri,  ribet banget ya?

Enggak juga, kita bisa wakilkan agen untuk ngurus dari menkum ham sampai deplu, kita paling ngurus dari RT sampai KUA doang, karena semua surat dari pemerintahan Indonesia itu akan di kirim ke Dubai yang notabene bahasa resminya adalah bahasa Arab, jadi otomatis dong, semua surat itu kudu di terjemahin ke dalam bahasa Arab.

Sambil menunggu surat-surat kelar, kita bisa ke kantor pos, dulu saya ke kantor yang deket Karama, ngapain ke kantor pos,  bilangin aja kalo kita mau ''belah duren",  syaratnya kita kudu punya Emirates card, dari emirates Card ( KTP) itu nanti kita di kasih nomor buat ngurus semuanya di Dubai Court.  kalo semua dokumen udah siap, kita berangkat deh ke Dubai Court, sekali lagi kalo dokumen udah siap ya, kalo belum siap ngapain kesana?, mau di kasih kultum ( Kuliah Tujuh Menit)? oleh lebai Dubai Court hihihi

Surat atau dokumen dari Indonesia rupa-rupa di antaranya surat Izin buat wali hakim, ini kalo orang tua perempuan kagak bisa dateng ke Dubai, suratnya bisa diminta di KUA dimana calon istri kita tinggal. Kemudian surat kewarganegaraan, ini diminta ke menkum ham, surat itu menjelaskan kalo kita memang bener-bener WNI. Jangan sampai dobel kewarganegaraan ya.

Hampir lupa kita juga kudu medical, di sana ama dokter kita di suntik, diperiksa darahnya, apakah  punya penyakit-penyakit yang membahayakan, yang paling dicek kayaknya darah deh, karena kalo darah kita dan istrinya enggak cocok atau dapat berbahaya bagi calon bayi, kita akan diberikan nasehat untuk tidak melanjutkan hubungan sampai ke jenjang pernikahan. Keren kan.  Hubungan bisa putus karena darah enggak cucok. hihihi.

Kalo hasil medical ok, surat atau dokumen ok, barulah kita meluncur ke ''KUA nya" Dubai, sekali lagi, harus ada wali hakim buat istri dan saksi, kebetulan saksi dari saya adalah temen-temen seperjuangan di negeri orang, sedangkan istri di waliin hakim seorang ustad yang di percaya oleh ayah istri.

Dan bagi laki-laki kudu nyiapin mas kawin, setelah semua siap, kita di ajak masuk ke gedung pernikahan, seorang petugas dari KUA Dubai akan menikahkan kita, prosesnya enggak nyampe lima menit. Beda banget dengan pengurusan dokumen dan surat-surat yang bisa makan waktu sebulan. 

Setelah sampe di tanah air, surat nikah dari Dubai bisa kita terjemah ulang kedalam bahasa Indonesia, nanti kita akan dapat  ''Akte Nikah'' dari KUA, tentu saja KUA yang kita datangi adalah KUA dimana kita pertama ngurus buat nikah di Dubai ya.

Itu saja yang bisa saya ceritakan, semoga temen istri yang mau menikah di Dubai dapat membaca tulisan ini, kelihatan ribet, sebenarnya enggak juga sih.

Catatan : Kalo kita nikah dengan sesama orang Indonesia, beginilah cara ngurusnya, saya kurang tahu kalo kita nikah dengan orang asing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun