Mohon tunggu...
Mukti Ali Bin Syamsuddin Ali
Mukti Ali Bin Syamsuddin Ali Mohon Tunggu... Konsultan - Trainer di OPP

Suaminya Novi, ayahnya Sheikha, domisili di kampung tengah, dekat kampung monyet, Jakarta Timur.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mati Satu Tumbuh Seribu di Kompasiana.

13 Juni 2012   18:13 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:01 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin karena beliau sudah banyak makan asam garam kehidupan ya, sehingga tetep aja hepi walau di caci dan di maki. Karena itu bagi rekan rekan yang punya keinginan pergi dari kompasiana, tolong di pikirkan lagi karena  kompasiana ini enggak jauh bedalah dengan dunia yang sebenarnya.

Di dunia sebenarnya kita pasti pernah bertemu dengan orang orang yang tidak seide, mereka selalu mencari cari kesalahan,  menunggu nunggu kesempatan kapan saat yang tepat untuk menghamtam kita, enggak mungkinlah kita hanya bertemu dengan orang orang yang selalu mendukung dan meyenangkan kita,  pasti ada aja orang orang berengsek di sekitar kehidupan kita.

Apa yang harus kita lakukan jika bertemu dengan orang orang seperti ini? Apakah kita memilih  untuk bertahan atau malah memilih pergi mencari tempat lain yang lebih nyaman. Pertanyaannya, apakah di tempat yang baru nanti sudah ada jaminan kita tidak bertemu lagi dengan orang orang yang berengsek?

Orang baik dan orang berengsek  akan selalu ada, mereka udah di pasangkan dari sononya, seperti halnya atas dan bawah, tinggi dan pendek, pesek dan mancung, kaya dan miskin...

Kalo boleh kasih saran, enggak ada salahnya  ngasoh sebentar, merenungkan kembali, apa sih sebenarnya niat kita gabung di kompasiana? ....saya pribadi menjadikan kompasiana sebagai tempat belajar kehidupan, saya sering menulis di kompasiana bahkan hampir tiap hari tapi saya tidak mau seluruh hidup saya habis di kompasiana.

Ada pekerjaan pekerjaan yang lebih penting di dunia nyata yang harus kita jalani. Enggak lucu banget deh, kalo  hanya gara gara kompasiana hidup kita harus tergoncang? Dengan kata lain saya mau mengatakan '' jangan terlalu serius di kompasiana ini,''...rilek aja...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun