Mungkin karena beliau sudah banyak makan asam garam kehidupan ya, sehingga tetep aja hepi walau di caci dan di maki. Karena itu bagi rekan rekan yang punya keinginan pergi dari kompasiana, tolong di pikirkan lagi karena  kompasiana ini enggak jauh bedalah dengan dunia yang sebenarnya.
Di dunia sebenarnya kita pasti pernah bertemu dengan orang orang yang tidak seide, mereka selalu mencari cari kesalahan, Â menunggu nunggu kesempatan kapan saat yang tepat untuk menghamtam kita, enggak mungkinlah kita hanya bertemu dengan orang orang yang selalu mendukung dan meyenangkan kita, Â pasti ada aja orang orang berengsek di sekitar kehidupan kita.
Apa yang harus kita lakukan jika bertemu dengan orang orang seperti ini? Apakah kita memilih  untuk bertahan atau malah memilih pergi mencari tempat lain yang lebih nyaman. Pertanyaannya, apakah di tempat yang baru nanti sudah ada jaminan kita tidak bertemu lagi dengan orang orang yang berengsek?
Orang baik dan orang berengsek  akan selalu ada, mereka udah di pasangkan dari sononya, seperti halnya atas dan bawah, tinggi dan pendek, pesek dan mancung, kaya dan miskin...
Kalo boleh kasih saran, enggak ada salahnya  ngasoh sebentar, merenungkan kembali, apa sih sebenarnya niat kita gabung di kompasiana? ....saya pribadi menjadikan kompasiana sebagai tempat belajar kehidupan, saya sering menulis di kompasiana bahkan hampir tiap hari tapi saya tidak mau seluruh hidup saya habis di kompasiana.
Ada pekerjaan pekerjaan yang lebih penting di dunia nyata yang harus kita jalani. Enggak lucu banget deh, kalo  hanya gara gara kompasiana hidup kita harus tergoncang? Dengan kata lain saya mau mengatakan '' jangan terlalu serius di kompasiana ini,''...rilek aja...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H