Mohon tunggu...
Mukti Ali Bin Syamsuddin Ali
Mukti Ali Bin Syamsuddin Ali Mohon Tunggu... Konsultan - Trainer di OPP

Suaminya Novi, ayahnya Sheikha, domisili di kampung tengah, dekat kampung monyet, Jakarta Timur.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Di Dubai Tukang Cukur Berseragam Dokter...

15 Januari 2015   02:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:07 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_364450" align="aligncenter" width="432" caption="Lagi di cukur oleh tukang cukur berseragam dokter. dok pribadi"][/caption]

Hari ini, saya memutuskan untuk mencukur rambut,  karena saya merasa rambut udah mulai  panjang,  kebetulan di dekat kerjaan ada tukang cukur yang memang sudah menjadi langganan, cilakanya,  bos hari ini tiba-tiba pulangnya agak telatan, kepaksa deh, nunggu dulu sampai bos kabur baru saya bisa ngacir.

Akhirnya bos pulang juga, saya pun meluncur menuju tukang cukur yang berlokasi di samping masjid, karena tukang cukurnya udah kenal, jadi enggak pake nunggu lagi, kebetulan saat itu tidak ada pelanggan lain, jadi saya langsung duduk di bangku cukur.

Sebelum mengambil peralatan cukurnya, tukang cukur yang berasal dari pakistan itu tampak mengambil baju berwarna putih, lalu dengan tenang baju itu di pake, wow, langsung saja dia  berubah jadi ''dokter'' hihihi. Sebenarnya bukan di sini saja, tukang cukurnya make seragam dokter, kalo anda maen ke karama, dekat sekolah Iran, di sana tukang cukurnya juga menggunakan seragam putih-putih bahkan ada yang pake dasi mirip dasi salesman.

Saya berkata ke tukang cukur itu untuk memotong rambut saya dengan potongan pendek, tanpa banyak cakap, dia langsung mencukur , karena udah berpengalalman, enggak pake lama, kelar deh, sebenarnya saya bisa saja meminta dia untuk memijit, tapi saya agak takut, karena pijitannya ''serem'' hihihi.

Salah satu layanan ''pijit'' yang agak bikin hati saya ciut adalah mereka suka ''memutar'' kepala pelanggannya, sampe bunyi keletak-keletuk, ih, pokoknya serem banget, takut-takutnya  tuh kepala enggak balik lagi ke posisi normal, kan bisa gawat urusannnya.

Selain orang pakistan, orang Filipina juga banyak yang menjadi tukang cukur di Dubai, bedanya mereka dengan tukang cukur asal Pakistan adalah dari gaya dan seragamnya, kebanyakan tukang cukur Filipina berbusana bebas kalo sedang mencukur,  selain itu mereka adalah para pejantan yang gerak-geriknya sangat gemulai.

Saking lentiknya, perempuan aja kayaknya kalah gemulai dengan tukang cukur asal Filipina, berkaitan dengan tukang cukur Filipina, saya punya pengalaman  nih, dulu, saya pernah nganterin temen untuk potong rambut, kebetulan kami mampir di salon deket di kawasan Karama.

Lokasinya pas di samping warung Indonesia, karena pelanggannya banyak, kami pun kudu nunggu, akhirnya giliran temen saya dateng, selama nunggu dia di cukur, saya dengan temen satu lagi, asyik merhatiin, karena tukang cukurnya ''cantik'' , tanpa terasa kami pun ngobrolin dia.

Setelah temen saya habis di potong, saya melihat wajah tukang cukur itu jadi jutek, saya pun jadi enggak enak, kemudian, temen saya yang di cukur itu berbisik, '' tukang cukurnya ngerti bahasa Indonesia, tahu...'',  wah, pantesan wajahnya jadi kayak mau ngajakin berantem, langsung aja kami pun cepet-cepet minggat dari sana.

Masih di kawasan karama ada juga tempat gunting rambut  khusus anak-anak, kalo di sini tukang cukurnya perempuan, seragam mereka juga mirip ''dokter'', karena pelanggannya anak-anak, desain interior  salonnya juga bernuasa ceria seperti banyak tokoh kartun yang di pajang, tempat duduknya juga imut-imut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun