Oleh: Alimudin Garbiz (Share Creator)
Pembangunan pagar laut yang sering kali dianggap sebagai proyek infrastruktur biasa ternyata memiliki implikasi yang lebih besar dari sekadar perlindungan pesisir. Di balik pembangunan ini, ada sejumlah agenda yang patut dicermati karena berpotensi mengubah tatanan sosial, politik, bahkan demografi bangsa Indonesia.
1. Reklamasi dan Implikasi Demografis
Pagar laut sering kali menjadi langkah awal untuk reklamasi. Tujuannya bukan hanya untuk memperluas daratan, tetapi juga berpotensi menambah populasi etnis tertentu di wilayah tertentu. Reklamasi yang menghasilkan kawasan elit seperti Pantai Indah Kapuk (PIK) 1 dan 2, yang telah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN), memunculkan pertanyaan besar: siapa yang benar-benar diuntungkan oleh proyek ini?
2. Skenario Kepemimpinan Nasional
Ketika populasi suatu etnis bertambah di wilayah strategis, potensi mereka untuk menduduki posisi penting, termasuk sebagai calon presiden, menjadi lebih besar. Terlebih, setelah perubahan UUD 1945 yang memungkinkan siapa saja menjadi presiden tanpa batasan etnis atau agama, skenario ini semakin realistis. Apalagi, presidential threshold yang sebelumnya menjadi penghalang kini telah dihapus, membuka peluang lebih luas bagi siapapun untuk mencalonkan diri.
3. Reklamasi dan Proyek Strategis Nasional
Reklamasi bukan sekadar pembangunan daratan baru, tetapi juga menjadi basis untuk menciptakan proyek-proyek prestisius yang menguntungkan segelintir pihak. Dengan status PSN, proyek seperti PIK mendapatkan prioritas tinggi dari pemerintah. Namun, di balik gemerlapnya pembangunan, ada isu lingkungan, ekonomi, dan sosial yang sering kali diabaikan.
4. Masa Depan Indonesia di Tengah Dinamika Global
Jika skenario ini berjalan sesuai rencana, tidak menutup kemungkinan Indonesia akan menyerupai negara seperti Singapura, di mana pribumi menjadi minoritas dan hanya menjadi penonton di tanah kelahirannya sendiri. Dengan Ibu Kota Negara (IKN) yang tengah disiapkan, langkah besar ini tampaknya menjadi bagian dari rencana besar untuk mengubah wajah Indonesia.
5. Pemilihan Presiden oleh DPR
Salah satu skenario yang diprediksi adalah perubahan mekanisme pemilihan presiden dari pemilu langsung menjadi pemilihan melalui DPR. Jika ini terjadi, penguasaan politik oleh kelompok tertentu menjadi semakin mungkin. Pada titik ini, Indonesia tidak lagi menjadi negara yang dikuasai oleh mayoritas pribumi, melainkan oleh kelompok-kelompok yang memiliki pengaruh besar di sektor ekonomi dan politik.
6. Refleksi dan Tantangan
Isu pagar laut dan reklamasi bukan sekadar masalah teknis atau lingkungan. Ini adalah masalah strategis yang menyangkut masa depan bangsa. Pribumi harus waspada agar tidak menjadi tamu di negeri sendiri. Kesadaran akan skenario ini harus menjadi pemantik diskusi yang lebih dalam mengenai arah pembangunan bangsa dan dampaknya terhadap keberlanjutan identitas Indonesia.
Pagar laut mungkin terlihat seperti langkah kecil, tetapi implikasinya dapat mengubah arah sejarah Indonesia. Sebagai bangsa yang kaya akan keberagaman, mari kita kawal pembangunan ini dengan bijak agar tetap berpihak pada kepentingan rakyat banyak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H