Anda setuju dengan usulan masa perpanjangan Presiden ? ditambah 2 tahun atau 3 tahun lagi ? Bahkan kalau perlu dibuat 3 periode atau lebih, Jawabannya tentu saja terserah Anda, mau setuju atau tidak ya mungkin tergantung mindset dan pemahaman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bagi yang setuju, sah-sah aja, yang tidak setuju apalagi, sah juga. Masalahnya adalah tergantung cara dan landasan berpikir yang ada di kepala kita. Kalau perlu, mungkin nanti akan nada usulan Presiden Seumur Hidup, seperti pada masa Orde Lama Saja Saja. Paling tidak seperti Orde Baru lah, yang para pembantu Presidennya menyatakan, "Bapak masih dibutuhkan oleh seluruh Rakyat Indonesia" he...he....
Kalau alasan sih bisa dibuat-buat. Menteri Bahlil Lahadea misalnya menyatakan bahwa Presiden harus diperpanjang atas dasar usulan dari para pengusaha. Pertanyaannya pengusahanya siapa Bung Bahlil ?
Apakah dari KADIN, Himpunan Pengusaha atau para Konglomerat Kebun Sawit, Produsen atau Distributor minyak goreng yang hilang di pasaran ? atau para pelaku UMKM yang sedang terpuruk karena tak bisa jualan karena gunta ganti level PPKM ?
Setelah Bahlil, ada Muhaimin yang dengan percaya dirinya, walau terkesan memaksa, bahwa dia menjaring aspirasi dari Partainya, Partai Kebangkitan Bangsa. He...he... hebat betul ini Bang Muhaimin ini, dia mampu menjaring aspirasi masyarakat, luar biasa Cak Imin ini....!
Belum selesai 3 orang ini berkicau, muncullah Sang Ketua Umum Partai Amanat Nasional, Bapak Zulkifli Hasan yang berbahagia. Yang ikut riuh mengajukan perpanjangan masa jabatan Presiden, sambil berharap dapat jatah menteri dan wakil menteri dalam reshuffle kabinet sebagai mendatang. Miris sekali, padahal PAN lahir dari Sang Pahlawan dan Penggagas Reformasi, seorang Amien Rais sebagai Bapak Reformasi Bangsa ini pun tak dihargai lagi.
Dari empat orang ini, yang saling bersahutan, muncullah satu lagi, sang Ketum Golkar, Bapak Airlangga Hartarto yang bijaksana, dengan gagahnya, seakan sudah janjian dan saling bersahutan dengan ketiga orang sebelumnya. Benar-benar kompak nih para Ketua Umum Partai dan Sang Menteri. Acung jempol untuk keberanian mereka menyuarakan "aspirasi rakyat" agar Sang Presiden pujaan Bapak Ir H. Jokowidodo diperpanjang masa jabatannya. Atau kalau tidak ya harus diteruskan 3 Periode. Luar biasa mereka semua, sangat kompak dan tidak merasa malu. Kalau ditanya, mereka mengatakan ya namanya wacana sah-sah aja. Ya sah ajalah buat para Bapak-Bapak yang terhormat mah, apaan juga, termasuk melanggar konstitusi yang sudah dibuat. Toh UUD bisa diamandemen kan, begitu kata mereka sambil berlagak sebagai "Negarawan" yang membela kepentingan bangsa.
Ujung-ujungnya ketahuan juga, yang punya ide ternyata sang "Perdana Menteri" dan "The Real President" yang sangat tajir kata Bu Menteri Keuangan. Siapa lagi kalau bukan The Lord Bapak Luhut Binsar Panjaitan, yang asalnya malu-malu kucing, akhirnya buka suara. Dengan menyatakan bahwa,Kalau Jabatan Bapak Presiden Jokowi yang Mulia diperpanjang, akan membuat Indonesia semakin baik.
Luar biasa Bapak Luhut yang terhormat ini, idenya sangat brilian dan cemerlang, otaknya hebat dan mumpuni, cerdas dan juga hebat. Di bawah kendalinya, negeri ini seolah-olah dapat diatur sedemikian rupa. Apalagi jika proyek Ibukota Negara jadi, sudahlah, negeri ini bisa disetir dan dikendalikan dari Ibukota Baru. Mungkin nanti, untuk mengangkat Presiden gampang saja, tinggal Anggota DPR MPR saja yang bersidang, tanpa pemilu yang melibatkan aspirasi masyarakat, sebab semuanya sudah diwakilkan, pada para wakil rakyat yang juga sudah mewakili rakyat mendapatkan kesejahteraan, sebagai amanah konstitusi juga.
Dan Bapak Presiden Jokowi yang terhormat, kalem-kalem saja, sambil berusaha melobi Sang Bunda Megawati, mudah-mudahan, Sang Bunda mau, karena Pak Presiden dengan rendah hati sudah mau menjadi sopir bagi Bunda yang terhormat. Benar-benar Pak Jokowi memberi teladan yang bai bagi seluruh masyarakat Indonesia, bahwa jabatan Presidn tak menyebabkan Beliau sombong, Beliau tetap hormat pada Bu Megawati sebagai orang yang berjasa membuatnya sebagai orang nomor satu di negeri ini. Tanpa Bu Mega dan PDIP, Presiden Jokowi bukan siapa-siapa. Di atas segalanya, tentu saja semua atas restu Tuhan yang Maha Kuasa. Allah sang penguasa, yang mengangkat seseorang berkuasa atau menjatuhkannya.
Pointnya bagi yang mengusulkan perpanjangan masa jabatan Presiden atau tambah periode, konstitusi bisa berubah, toh yang mengusulkan dan berdiplomasi mereka-mereka juga. Rakyat mah ikut aja apa maunya para elit partai, elit anggota parlemen, dan elit penguasa yang telah bekerja siang malam memikirkan seluruh rakyat Indonesia. Rakyat yang tidak setuju, akan selalu dipersilahkan untuk mengadi pada Mahkamah Konstitusi. Dan ketika mengadu ke MK, hasilnya sudah dapat ditebak, pengaduan ditolak karena tak cukup alas an bagi MK untuk menindaklanjuti, atau keputusan eksekutif dan legislative sudah dianggap seusai dengan kepentingan bangsa dan Negara. Selesai.....!