Mohon tunggu...
Alimudin Garbiz
Alimudin Garbiz Mohon Tunggu... profesional -

Failurer,  Anak Jalanan, untuk Hidup Lebih Baik, Indah dan Menantang, Tahun ini merupakan tahun menulis, Insya Allah......!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ujung-ujungnya Ahok Nyalon dari Partai Politik

20 Juni 2016   23:56 Diperbarui: 21 Juni 2016   00:11 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto : wartakota.tribunnews.com

Melihat hiruk pikuk kompetisi calon Gubernur DKI Jakarta, sangat dinamis dan terkaget-kaget. Dengan dibumbui banyak sekali kejadian, dan perang urat syaraf antar pendukung Ahok dan yang tidak mendukung, tentu saja menyisakan pertanyaan. Akankah Ahok kembali menjadi gubernur definitif melalui pemilihan langsung yang akan datang oleh rakyat Jakarta ?

Perjuangan yang sangat keras ditunjukkan oleh Teman Ahok, dengan semangat pantang menyerah mereka berjibaku memperjuangkan Sang Petahana menjadi Gubernur kembali. Target satu juta KTP terkumpul sudah, tentu saja ini menjadi bekal yang sangat bagus untuk semakin percaya diri secara resmi mencalonkan Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta melalui jalur independen.

Belakangan Sang Gubernur yang PD dengan sejuta KTP dan Teman Ahoknya, malah mengisyaratkan akan mencalonkan diri dari jalur Partai Politik, khususnya dengan dukungan Golkar, Nasdem dan Hanura. Hal tersebut bisa dilihat dari pernyataan Ahok yang mengelus-ngelus Teman Ahok agar tetap mendukungnya meski nantinya berangkat dari jalur Partai. Teman Ahok sendiri sepertinya sudah "melunak" dengan komitmen akan tetap memperjuangkan Ahok sebagai Gubernur DKI periode berikutnya. Dengan alasan substansinya adalah Ahok sebagai dianggap refresentasi "pemimpin tegas dan bersih" (meski diguncang dengan kasus Rumah Sakit Sumber Waras) harus kembali memimpin DKI.

Kasus yang membelit Ahok, antara lain kasus reklamasi dan Sumber Waras, KPK yang sekarang "masuk angin" dan tidak akan "punya nyali" untuk menuntaskannya. Karena belum apa-apa, mereka sudah pasang badan dengan menyatakan tidak ada unsur tindak pidana korupsi dalam kasus Sumber Waras. Ah, apa betul Bung....! paling banter mereka lebih sibuk mengurus Korupsi di daerah menyangkut para bupati/walikota yang tingkat resikonya kecil dan bukan tokoh nasional. supaya kelihatan bekerja, ya...penyuapan Saepul Jamil lumayan supaya KPK tetap masuk TV.....

Hmm..., sepertinya Ahok secara cerdas akan melakukan politik akrobatik, menjadikan satu juta KTP Teman Ahok sebagai modal, selanjutnya akan maju dari jalur partai politik. Kenapa demikian, secara logis, KTP yang satu juta itu (jika benar) sudah tercapai, harus melalui ketentuan verifikasi dari KPU. Sangat boleh jadi di dalamnya terdapat KTP-KTP yang tidak valid dan tidak sah dijadikan persyaratan pencalonan dengan berbagai sebab. apalagi jika KPU tegas dalam memverifikasinya satu persatu atau berdasarkan data dan verifikasi administrasi dan faktual secara acak dilakukan dengan benar.

Yang sedang berusaha mengimbangi elektabilitas Ahok adalah PDIP, paling-paling Bu Risma yang coba diturunkan untuk bisa melawan Ahok, itu pun harus diimbangi dengan gerakan mesin Partai Politik yang harus jalan. Kecuali PDIP balik arah mendukung Ahok, jika itu yang terjadi, maka Kompetisi sudah selesai.

Sedangkan Yusril, idealnya didukung oleh banyak Partai Politik, akan tetapi sepertinya banyak yang tidak nyambung dalam pendekatan personal dengan para pemimpin dan tokoh-tokoh partai tersebut, sehingga seperti besar sendiri, tanpa ada dukungan dan basis yang kuat untuk itu.

Apalagi disadari atau tidak, entah itu yang mengkritik atau memujinya, Ahok dibesarkan berbagai media yang ada. 

Sekali lagi, prediksi saya, Ahok akan maju dari jalur Partai. Dan jika tidak ada sesuatu yang luar biasa yang bisa merubah konstalasi, Ahok bisa menjadi Gubernur untuk periode berikutnya lagi. Jika itu berhasil, maka target selanjutnya adalah mencalonkan diri menjadi Presiden RI. Setujukah Anda RI 1 dipimpin oleh seorang Ahok ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun